TUJUH BELAS

551 19 0
                                    

Halllo gayss

Apa kabar?

dah lama banget gak up, sorry yaa soalnya ya banyak yang harus dikerjain hehe...
sebenernya udah gak sabar si mau namatin cerita ini tapi alurnya masih panjangggg huhu ..

langsung aja ya

jangan lupa vote + komennya🤍

Vote itu gratis. Kalo kamu itu manis😗

****

Rara melepaskan pelukan, isak tangisnya mulai mereda. Deva masih ingin memeluknya tapi tak Ia ucapkan.

"Kenapa memeluk Rara? bukankah kamu kesal lalu kenapa tidak memarahi Rara?" Pertanyaan Rara sungguh di luar ekspetasinya.

"Bagaimana bisa saya marah kepada gadis yang saya cintai?" Deva menjawab dengan tatapan lembut membuat hati Rara sedikit terenyuh, namun rasa bersalahnya terus memberontak.

"Tapi tetap saja Rara salah karena telah memeluk Reza!"

"Ra.. dengarkan saya bahwa setiap orang itu mempunyai titik kebenarannya masing masing janganlah kamu mencari titik tersebut karena itu membuat ego manusia semakin tinggi tetapi carilah solusinya."

"Karena pada dasarnya perempuan tak ingin disalahkan Ia tak suka bentakan melainkan harus diberi pelukan oleh karena itu setiap kali saya kesal kepadamu saya takan membentak apalagi menyalahkan melainkan akan saya beri pelukan hangat dan kasih sayang."

Tanpa Rara sadari bulir bening jatuh ke pipinya, saat itu juga Rara sangat bersyukur karena telah dipertemukan dengan lelaki sholeh nan cerdas seperti Deva.

Deva kembali menarik tubuh Rara dalam dekapannya, seraya mengusap lembut kepalanya Ia membisikan sesuatu." Maafkan trauma saya yang membuatmu harus pergi ke pelukan lain."

Rara mengangguk dalam dekapannya," Rara akan bantu mas Deva untuk melewati trauma ini."

Deva mengangkat bibirnya tersenyum, rasanya Ia kembali hidup dengan kasih sayang yang sudah lama tak Ia dapat dari kedua orangtuanya.

****

Sayup terdengar lirihan lantunan Al qur'an Rara membuka matanya perlahan lantas mencari keberadaan jam untuk mengetahui waktu. Pukul 03.30 WIB Deva sudah tak berada disampingnya, suara guyuran air terdengar bersamaan dengan dehaman kecil yang menggema di kamar mandi sudah bisa dipastikan Deva tengah mandi sebelum tahajud.

Sembari menunggu kamar mandi Rara mencari distraksi dengan memainkan ponselnya, sudah cukup lama Ia tak membuat konten lagi mengingat dirinya sudah berhijab Rara menghapus konten yang tak mengenakan hijab walaupun harus menanggung resiko kehilangan banyak followers.

Ting!

Fadya

Belum tidur?

                                                  Rara cantik

Mau tahajud in syaaAllah

Fadya

Gilaa temen gue bener bener tobat gasia sia nikah ama om om dua puluh dua tahun

Rara cantik

Mas Deva bukan om om yee..


Fadya

Lo sendiri yang bilang dulu...

Rara tersenyum mengingat hari dimana Ia selalu mengatakan bahwa Deva adalah om om padahal usia mereka tak kurang dari lima tahun. Mungkin karena aura kedewasaan yang terpancar dari wajah Deva membuatnya terlihat lebih dewasa dari usianya.

Untuk DevaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang