DELAPAN

807 49 8
                                    


Helloo epribadehh

masih stay kan?

ayo jangan lupa vote, komennya
dukungan dan saran itu sangat dibutuhkan apalagi bagi penulis pemula😌

okee langsung aja

Kita bongkar satu persatu tentang Mas Deva ini yaa hhhi

.
.
.

Happy Reading🦋

Lebih dari tiga jam Rara menangis di pelukan Deva selama tiga jam pula Deva sabar sampai tangisnya reda, bajunya sudah basah karena air mata isterinya. Deva tersenyum tulus karena Rara bersedia untuk menjadikannya teman untuk meluapkan kesedihan walaupun sampai kini Ia belum buka suara, setidaknya ini awal yang baik untuk rumah tangganya.

Deva memberhentikan mobilnya di depan Masjid "Saya mau shalat dulu kamu tunggu di mobil saja okey!"

Rara tak meresponnya, pandangannya teralihkan pada pasangan muda yang beriringan ke masjid, entah mengapa hatinya mencelos melihat pemandangan indah seperti itu.

Di masjid,Deva melaksanakan Qabliyah sembari menunggu Imam datang. Walaupun hanya shalat sunnah tapi baginya seperti perkara wajib, apabila meninggalkannya seperti meninggalkan perkara wajib. Itu semua karena kebiasaan yang diajarkan oleh gurunya di pesantren.

Seorang Pria mendekatinya usai shalat Qabliyah"Maaf mas, bisa gantiin Imam gak? soalnya Imam sedang berhalangan untuk datang."

Deva menyetujuinya, Ia maju ke depan lalu menyuruh jamaah untuk merapatkan Shaf sebelum shalat dimulai.

"Allahuakbar."

"Allahuakbar......"

"Bismillahirrahmanirrahim...Alhamdulillahirabbil alamin...." Suara Deva menggema ke penjuru masjid dan daerah sekitarnya. Lembut dan merdu siapapun akan terpikat dengan suara Deva.

Di dalam mobil seorang Cewek SMA tengah menikmati ayat demi ayat yang dibacakan sang Imam, bibirnya terangkat untuk memuji keindahan suaranya serta paras dan hatinya.Rara sudah mengakui bahwa suaminya itu ganteng dan sholeh.

***

"Ra, udah siap belum?" teriak Deva dari ruang tengah, sudah lebih dari satu jam Rara berdandan. Malam ini akan ada acara Maulid Nabi di pesantren, Kyai Husain meminta Deva beserta isteri untuk datang menghadiri acara tersebut.Dan ini kesempatan Deva untuk memperkenalkan hal yang sangat penting dan Rara harus mengetahui itu. Sebuah rahasia kecil.

Cklekk....

Pintu kamar terbuka memperlihatkan seorang wanita cantik memakai dress putih selutut dengan rambut panjang yang dibiarkan terurai. Deva tak berkedip melihat penampilan Isteri cantiknya. "Ra, kita ini mau ke acara maulid bukan party."

"Iya Rara juga tau Mas, liat deh warna baju kita hampir sama putih sama abu muda ih lucuu..."

Deva tersenyum tipis Ia sedang memikirkan kata yang tepat agar Rara tak tersinggung,"Ra kamu gak usah berdandan seperti ini di depan mereka cukup di depan saya aja, ngerti?"

"Ih kok gitu sih masa isterinya yang cantik mulus gini gak boleh dandan."

"Bukan kek--"

Untuk DevaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang