TIGA PULUH TIGA

286 14 1
                                    

Hai guys!
Masih pada stay gak nih?
Hehe maafin yaaa agak lama
soalnya mau nyiapin ending terbaik buat cerita ini hehe.

Happy reading🦋

*****

Rara melenguh ketika merasakan sakit di perutnya, gadis itu sudah terlelap berjam jam dengan perut kosong.

"Mas Deva..."

Rara mencoba membuka matanya perlahan, netranya menyipit ketika cahaya lampu menusuk pengelihatannya. Alisnya tertaut ketika melihat sepiring nasi ayam geprek dan segelas air sudah tersedia diatas nakasnya.

Rara beranjak meraih makanan tersebut, perutnya sudah berbunyi dari tadi. Secarik kertas sticky note berwarna kuning menarik perhatiannya.

Masih ada satu ayam lagi di bawah, makan yang banyak. saya pergi dulu sebentar.

"Lucu banget nulisnya di sticky note padahal kan bisa chat lewat WA."

Terpaan angin malam diiringi rintikan hujan menyambut perjalanan pulang seorang lelaki yang dipenuhi luka sabetan gesper di punggungnya, darah kering menyatu dengan kaos putih yang dikenakannya menambah kesan mengerikan di baliknya.

Satu jam lebih usai Deva mendapat hukuman serta cacian dari ayahnya demi menggantikan hukuman adik seayahnya yang secara tak langsung juga menggantikan Rara dari kekerasan sang ayah.

Sudah cukup lama Deva tak mendapatkan hukuman dari sang ayah, dikarenakan dirinya sedikit memberikan jarak darinya. Meskipun begitu, lelaki itu kerap menanyakan kabar ayahnya melalui Kazama.

"Rara gak boleh terluka sedikit pun," Deva menyeka darah segar dari ujung bibirnya.

David tadi benar benar sudah melewati batas ,selain menyabet punggungnya dengan gesper pria paruh baya itu juga memukuli wajahnya. Deva tak melawan sedikit pun, karena khawatir malah akan menyakiti ayahnya.

Kepala Deva merasa pening melihat tetesan air hujan yang semakin deras, lelaki itu memegang erat setirnya sembari mengatur nafas.

Air hujan yang mengalir dari balik kaca mobil mengingatkannya pada kejadian buruk di masa lalu. Deva berusaha fokus menyetir, malam ini Ia harus kembali ke rumah dengan selamat.

Bagai potongan film, sekelebat bayangan masa lalu menghampirinya. Mencoba meracaukan pikirannya. Deva menggelengkan kepala kuat, mencoba mengusir kenangan buruk tersebut.

TINNNN!

CIIIIIIITTT!

Rara merasa gelisah karena suaminya belum juga pulang, entah ada urusan apa yang membuatnya belum kembali. Padahal Deva sendiri yang memberitahu bahwa Ia hanya pergi sebentar. Rara meraih benda pipihnya mencoba menghubungi Deva, nada dering terdengar di dalam laci ketika Rara menghubunginya.

Sial. Ternyata Deva meninggalkan Hpnya di rumah.

Rara tak berputus asa, gadis itu mencoba menghubungi Kazama berharap semoga Deva tengah bersamanya. Namun, lagi lagi Kazama tak bisa dihubungi.

Rara kembali menanyakan kabar ke beberapa anggota Alma lainnya, berhasil terhubung namun mereka sedang tak bersama dengan sang ketua.

"Kamu kemana sih, mas?" lirih Rara seraya menitikan air mata.

****

Hehe, dikit ya part nya? emang sengaja sih wkwkwk

Antara hidup dan mati, kalian milih Deva tetap hidup atau mati?

Nantikan part selanjutnyaaaaaa

See you guysss

Hidup atau mati?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hidup atau mati?

Vote+ komennya yang banyak guys hahaha

Jangan lupa follow akun ini

Ig+tiktok: d0natd0hyun (pke angka nol)

With love🤍

Untuk DevaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang