Hello guys!Udah hampir bab ke 40 nihhh
Alhamdulillah✨Terimakasih banyak karena masih membaca cerita ini.
Langsung aja
Happy reading🦋
****
"Ayo masuk Zam!"
Kazama diam di depan pintu padahal Rara sudah membukakan pintu.
"Lo duluan aja Ra, gue makan ama anak anak aja di markas."
"Hei copet! Lo tuh kalau disuruh makan ya makan sekarang kelamaan lo kalau harus balik ke markas dulu."
Di dalam ruangan Deva sampai terbangun karena mendengar omelan Rara.
"Kamu ngomong ama siapa sayang hm?" tanya Deva dengan suara khas bangun tidurnya.
"Eh maaf mas jadi kebangun. Ini Rara lagi ngomong sama Kazama."
Deva mengangguk menaikan sedikit tubuhnya untuk duduk. "Suruh dia masuk."
Rara beralih melirik Kazama, "tuh dengerin! Disuruh masuk tuh sama mas Deva."
Kazama mengangguk pasrah, tampak tak ingin memperpanjang masalah meskipun mungkin akan berakhir canggung jika berhadapan dengan Deva saat ini.
"Tadi antriannya panjang jadi agak lama." Rara meletakan bungkusan berisi ayam geprek ke atas nakas di samping ranjang Deva.
"Rara mau ke kamar mandi dulu kalian kalau mau makan duluan gak apa apa." Ucap Rara sebelum pergi ke kamar mandi.
Suasana menjadi sedikit canggung karena hanya menyisakan mereka berdua di ruangan.
"Sini Zam, duduk dekat gue."
Kazama mengiyakan, Ia duduk di tepi ranjang Deva.
"Gue minta maaf, gue gak bermaksud buat curiga ke lo ataupun Papa lo benar karena sekeras apapun cara Papa buat ambil bagian gue di perusahaan beliau gak mungkin pakai cara teror seperti ini."
"Dan melihat kondisi Papa yang mulai sakit sakitan gue rasa ambisi Papa juga mulai terkikis habis."
Kazama hanya mengangguk setelah menyimak perkataan Deva.
"Gue juga minta maaf bang, karena langsung ngambil kesimpulan tanpa berpikir panjang terlebih dahulu."
Deva menepuk bahu Kazama, "sudah seharusnya kita saling memaafkan."
Kazama tersenyum dan tiba tiba memeluk Deva, "cepat sembuh bang dan berhenti melukai diri sendiri demi orang lain."
"Lo bukan orang lain bagi gue Zam," balas Deva mengeratkan pelukan.
"Untuk yang satu ini gue gak akan berhenti. Karena seburuk apapun keadaannya gue akan tetap melindungi orang yang gue sayangi."
"Kalau butuh bantuan jangan lupa hubungi gue sama yang lainnya jangan hadapi sendirian."
Deva mengangguk dalam pelukan, "kalian memang bisa diandalkan."
Rara baru saja keluar dari kamar mandi dan terkejut melihat Kazama dan Deva tengah berpelukan.
"Ekhem, soswit banget nih adik kakak."
Kedua lelaki itu langsung melepaskan pelukan mereka. Deva melirik Rara dengan tersenyum, "kenapa baby? Mau dipeluk juga."
"Gak ah malu ada Kazama."
"Dih emangnya kenapa kalau ada gue?"
"Nanti diledekin ama lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Devara
Teen FictionIni bukan kisah tentang anak gang motor dengan gadis polos. Bukan kisah seorang Gus yang di jodohkan dengan Ning yang sholehah. Kisah ini untuk Devara.... Allah telah merangkai alur menulisnya dengan qolam di atas lembaran kertas takdir. Devara...