HELLO GUYS COME BACK LAGI
Sorry nunggu lama
langsung aja ya....
****
Rasa kantuk yang tak tertahankan membuat Deva ingin segera merebah diatas kasur, namun sebuah notifikasi dari ponsel seketika membuatnya segar setelah membuka pesan tersebut.
0895****
send photo
Deva mengepal tangannya kuat Ia tengah menahan marah, tetapi di sisi lain Deva juga merasa bersalah. Perasaannya berkecamuk pada malam itu, pukulan keras mengenai dinding markas hingga menimbulkan bercak merah di sana. Deva tak peduli, Ia hanya butuh sedikit pelampiasan.
Masih sedikit, karena ini permulaan.
****
"Hai dokter Elsa!"
Fateh menahan tawa melihat ekspresi terkejut Avicenna karena Rara memanggilnya dengan panggilan Elsa, bayangkan saja seorang Ustaz cool sekaligus dokter di samakan dengan tokoh kartun berambut putih yang bisa mengubah segalanya dengan es.
mendapat tatapan sinis, nyali Fateh menciut. "Ampun kanjeng."
Avicenna kembali melanjutkan aktivitasnya, suasana kembali seperti semula. Dokter muda tersebut menerangkan dengan bahasa yang mudah dicerna oleh kalangan remaja, pembawaannya cukup asyik, tatapannya pun hangat ketika menerangkan pelajaran berbeda dengan cara Ia menatap lawan jenis yang bukan mahramnya.
"Kita keliling lagi yuk Ra, bosen disini terus."
"Gak mau, gue mau ikutan belajar sama Dokter Elsa."
"Seriusan?"
Rara mengangguk sembari mencari posisi yang nyaman untuk duduk, Ia memilih duduk di belakang para member Alma junior sedangkan Fateh duduk di barisan tengah tak jauh dari posisinya.
"Perempuan duduk di depan," raut member lainnya nampak kebingungan karena pembahasaannya tak kontinyu dengan yang sebelumnya, padahal ini bukan mengenai pelajaran melainkan mengarah pada Rara.
Avicenna mengulangi perintahnya dengan nada datar, tak terlihat seperti memerintah. Rara masih terdiam,sebagai perempuan satu satunya disana rasanya tak mungkin duduk di depan bersama ikhwan.
"Memangnya boleh kalau gue duduk bareng mereka?"Rara membalikan perintah dengan pertanyaan.
"Tentu tidak boleh," jawab Avicenna datar tanpa melirik lawan bicara.
"Terus gue duduk dimana?"
"Di samping saya," sontak semuanya terkejut terlebih Fateh, semua member saling melirik satu sama lain untuk memastikan apakah pendengaran mereka benar atau tidak.
"Queen Alma tak seharusnya duduk sendirian di belakang."
Saat itu juga Rara sedikit tersanjung, am I special here? batinya berbicara.
Fateh menoleh ke arah Rara yang masih terdiam di tempat," buruan duduk di depan Ra, dia gak suka menunggu lama."
Rara segera bangkit dan beranjak ke depan, Avicenna mengisyaratkan agar Rara memberi jarak sebanyak satu meter darinya, Rara mengerti walaupun dia adalah Queen Alma tetap saja dirinya bukan mahram bagi member lainnya.
Ini pertama kalinya Avicenna menyuruh seorang perempuan untuk duduk di sebelahnya, bukannya apa apa hanya saja ketika sedang menerangkan nanti Avicenna tak ingin pandangan matanya beradu dengan mata Rara yang mengingatkannya kepada seseorang.
Seseorang yang membuatnya harus menunggu dan bersabar sampai detik ini.
Tak terasa dua puluh menit berlalu pembelajaran Avicenna masih berlanjut, semuanya terlihat antusias dalam bertanya hal apapun mengenai sains. Rara pun ingin menanyakan sesuatu namun entah mengapa Ia merasa malu, karena sedari tadi tak sedikitpun Avicenna melirik Rara yang duduk di sebelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Devara
Teen FictionIni bukan kisah tentang anak gang motor dengan gadis polos. Bukan kisah seorang Gus yang di jodohkan dengan Ning yang sholehah. Kisah ini untuk Devara.... Allah telah merangkai alur menulisnya dengan qolam di atas lembaran kertas takdir. Devara...