Marco's life

55 4 0
                                    


Tok tok tok

"Bella bangun Bel, ayo kita makan" ucap Marco yang sedikit berteriak dari luar pintu kamar Bella.

"IYA BANG! TUNGGU!"

Marco segera menuju dapur nya, sedangkan Bella? Panik tak karuan.

"Sialan darah nya bekas di kasur!"

Bella, malam tadi baru saja melakukan self harm lagi dan lagi. Di bagian betis nya.

(Bella)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Bella)

Bella memiliki ide, bukan nya menyembuhkan luka nya, namun malah ia perbesar. Supaya darah itu membekas di celana nya.

"Oke siap siap Bella, semoga aman. Satu dua tiga AAAAA" teriak nya.

Marco mendobrak pintu kasar dan segera mengecek kondisi Bella.

"Adek nggak papa kan? Kenapa kok teriak? Apa yang sakit? Ada kecoak? Atau ada odgj?" panik Marco.

"Mau jadi pewawancara? Gua cuman syok aja. Hush hush sono! Btw kasur gua kena darah haid gua mas" jelas Bella pada Marco agar Marco tenang.

"Astaga! Yaudah, ntar adek makan terus tolong bersihin rumah. Sama ntar itu bawa ke laundry. Cari yang paling murah ya"

"Paan sih! Apa apa murah apa apa murah. Kita nggak semiskin itu Mas!"

"Dek, mas aja harus hutang sana sini loh. Kita itu bukan orang yang bercukupan"

"BODO AH! MAS MARCO SAMA AJA!"

Memang sudah di bilangin kan?
Kalau Mood Bella gampang sekali berubah. Namun kini ia semakin sensitif.

Marco yang tak ingin mencari masalah di pagi hari langsung berangkat kerja. Tak lupa berpamitan.

"SETAN! KENAPA LU MARAHIN MAS LO BELLA!"

"BEGO LO BEGO!?!"

SHIT!

Bella melakukan self harm lagi dan lagi di bagian tangan nya.

Pusing. Saat ini Bella merasakan nya.

"Arghh, anemia gua kambuh!"

Bella berlari menuju kamar nya. Mengambil obat anemia itu.

"Kapan lo sembuh! Lu tuh beban! Lu kira gua pengen punya penyakit anemia sama self harm kayak lo! Hiks hiks"

Bella menangis, ia capek harus memiliki dua penyakit itu. Apalagi kali ini ia lebih sensitif.

"HIDUP GUA KENAPA HARUS GINI!!" teriak Bella frustasi.

"Bella, sabar bell. Semua nya butuh proses" lirih salah seorang.

"S-sia siapa?" tanya Bella yang sudah panik.

Suara itu kian menghilang, Bella berusaha mencari asal suara itu. Namun tak menemukan nya.

"Kontrol emosi mu Bel. Jangan marah marah terus ke mas mu. Benar yang Mas Marco omongin" lirih nya lagi dan lagi.

Our best story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang