Jihan back

156 4 0
                                    


"CARI RAFAEL DIMANA PUN DIA BERADA?! SEWA SEMUA BODYGUARD SECEPAT NYA!?!" teriak mami.

Papi mengelus dada "Saat pulang akan ku cekek dia"

Seluruh bodyguard pilihan telah berbaris horizontal dengan badan tegap dan gagah.

"CEPAT CARI, PASTIKAN 2 HARI LAGI RAFAEL SUDAH ADA DI RUMAH!?! MENGERTI?!" ketus Papi.

Bodyguard berbalik badan dan segera memasang alat alat yang membutuhkan, dan pergi mencari Rafael.

Papi berdecak "Sialan, sebentar lagi try out kuliah"

Mami sebenarnya lumayan khawatir, bagaimana jika Rafael pulang leher nya benar benar di cekek oleh papi?

Mami teringat, saat dahulu kala. Mami dan Papi susah sekali memiliki anak, hingga akhir nya tuhan memberikan Rafael. Tapi kehadiran Rafael di sia sia kan oleh kedua orang tua nya.

"Papi, cukup. Rafael nggak salah, kita yang salah pi.. Kita terlalu memaksakan Rafael"

Papi menelan ludah kasar "DIEM KAMU?!"

Mami harus berdoa secara terus menerus, semoga Rafael tak kenapa napa.

Jendra tengah asik membawa makanan kesukaan Jihan, yaitu buggopeang -makanan khas korea

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jendra tengah asik membawa makanan kesukaan Jihan, yaitu buggopeang -makanan khas korea.

Menulusuri koridor dengan santai dan tersenyum bila seseorang melewati nya, membikin orang orang di sekitar nya salting tak karuan karena wajah ganteng rupawan nya.

"CEPAT KAMAR NOMER 78!?!"

Suara perawat yang kini kian memelan dan berlari panik menuju kamar rawat nomor 78. Tunggu kamar Jihan?

Jendra membuka chat bubble dari Rafael pada group chat anak dream.

Rafael : JIHAN MAS!?!
Jendraa : Jihan knp Raf?
Mmarco : Rafael Jihan knp Raf?
Rafael : JIHAN JUHAELN KEJANG JIHAN AKSF TSKIR

Hp yang jatuh ke tanah dengan sendiri nya, dan lelaki yang memiliki hp itu melenggang menuju kamar nomor 78.

Jeglekk

Semua adiksi yang terdapat di dalam kamar pun menoleh pada Jendra.

"M-mas J-jen"

"JI-JIHAN L-LO..." histeris Jendra.

"T-tah-tahlil"

"JI NGGAK JI LO MASIH BISA HIDUP JI!?!"

Jihan menggenggam tangan Jendra yang lumayan berotot. Rafael hanya bisa menunduk lesu di pinggir kasur Jihan dengan rasa penyesalan.

"Jihan ayo berjuang jangan pejamkan matamu!"

Tepat saat itu gerombolan anak dream masuk ke kamar tersebut.

Calvin menelan ludah kasar "DOK APA GUNA NYA ANDA!? TEMAN SAYA SEKARAT SELAMATKAN DIA DOK!?!"

Dokter yang berada disana dengan perawatnya yang menunduk menghela napas berat "Teman anda tak bisa saya selamatkan karena sudah kritis"

Our best story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang