Gathering time

491 27 0
                                    


____

Naufalckep : Guys ke tempat biasa nya y
Helmian : GAS SKUY
Jihanihh : Gw bisa nih gaes
Jendrayan : Ok, gw otw

___

Jendra pun bergegas menuju lokasi tersebut. Untuk bertemu circle batu guantueng -nama circle mereka semua.

Terik matahari saat ini berganti rintik hujan beserta angin kencang.

Daerah Jogja yang selalu ramai orang bule berhamburan.

Treng treng treng treng

Bunyi vespa Jendra terhenti di depan angkringan mak Lampir.
Angkringan itu lah, angkringan lengganan mereka semua dan terbongkar nya kisah pilu kian remaja.

"Woy mercusuar! Dah dateng aja nih" teriak Jendra, di sertai senyum nyengir nya. Baru datang sudah ngejek.

"Nama gua Jihan woy, betewe tadi udah di izinin ayah, asalkan jam 3 balek" balas Jihan sewot.

"Baguslah, tuh bokap dah mulai insaf" ucap lambe tak teratur Jendra.

"insaf mbah mu! Bukti nya tangan Jihan ada luka baru!" Marah Naufal yang baru saja datang.

Tangan Jihan berlumuran darah tak henti henti nya, hingga tremor

"Jihan tangan lu kenapa? Sampe tremor gitu" panik Jendra.

Jihan berkeringat dingin ketika melihat tangan nya penuh darah.

"Marco yang cakep da-" ucap happy maeco terhenti, di sebelah Marco juga terdapat Helmi yang seperti nya baru sampai juga.

"Ma-mas Marco Ji-jihan, ambilin kotak p3k cepett" gugup Naufal.

Jendra melepas jaket yang ia kenakan, dan menaruh nya di tangan Jihan. Jendra tak peduli jika jaket nya kotor karena darah Jihan.

Marco memberikan kotak p3k kepada Naufal.

Dengan telaten Naufal memberi obat merah dan memberi balutan perban pada luka Jihan.

"Lu di apain dah, sampe begini?" ucap Helmi dan menekan pelan luka Jihan.

Jihan pun meringis pelan akibat ulah jahil Helmi. Si pengulah hanya ketawa cengengesan.

"Jihan kenapa? Cerita aja" ucap sang tetua yaitu Marco.

Jihan masih terdiam sambil meng gembungkan pipi nya, sambil memainkan kuku nya.

"Tadi a-ayah mengizinkan ku untuk pergi sampai jam 3. Namun pada saat di jalan aku bertemu para pembully ku, aku takut dan aku bersembunyi di gudang. Entah gudang apa, namun mereka ku tau aku di sana. Mereka melemparkan gelas dan mendorongku. Aku pun terkena serpihan gelas itu" Jihan menceritakan semua nya.

Mereka hanya mengangguk paham.

"Nape lu Jen? Bengong terus. Hati hati di colong wewegombel" canda Helmk.

"Oh, mau cerita hehe. Tadi bokap gua ngancurin piala lomba karate tingkat nasional gua" ucap Jendra lalu tersenyum lebar.

"Gila bokap lu, yang sabar ya Jen" ucap Naufal sambil mengelus punggung Jendra.

Our best story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang