Cry :(

124 6 0
                                    


Setelah terdiam beberapa saat membaca surel dari Jihan. Mereka sadar dari lamunan nya

"HUAAAA JIHAN I MISS YOU HIKS HIKS AAAAAA" 

Di situ yang paling histeris menangis adalah Helmi, Rafael dan Marco.

Jendra berusaha menahan tangisan nya, walaupun jantung nya seperti di remat remat oleh siapapun itu.

Naufal yang memilih untuk mencari angin, tak ingin ikut menangis melihat teman teman nya yang kesusahan itu.

Calvin sama hal nya dengan Jendra, ia sengaja membuat lelucon aneh yang sama sekali nggak lucu atau garing.

"Udah aku bilangin jangan nangis eh malah nangis"

Suara itu terdengar tak asing, siapa ya kira kira.

Adiksi mereka teralih kan pada sumber suara si adam itu.

Laki laki berambut hitam, memakai kacamata bening. Celana berwarna hitam dan kaos santai berwarna putih.

Seperti ada petir, mereka mematung. Sama sekali tak berkedip.

"Eh kenapa? Ada yang aneh?"

Marco yang menyentuh pipi si adam untuk meyakinkan bahwa ini bukanlah mimpi.

"I-ini bukan mimpi"

"JIHAN!!" teriak Helmi manja.

Mereka semua berlari memeluk Jihan yang lebih tinggi. Membikin terharu bagi penonton nya.

Rafael mendengus sebal "Jihan! Ini sekarang tanggal 30 desember loh kok baru nongol"

"Maaf, aku harus pergi sementara"

Mereka masih memeluk erat satu sama lain. Seperti teletubues kalau tak salah.

"KALI INI GUA YANG TRAKTIR AZEKK JOS!" teriak Marco sambil mengangkat secangkir kopi hangat.

"CEERSSS"

"Nggak papa nih Jen? Nginep di rumah lo"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nggak papa nih Jen? Nginep di rumah lo"

Jendra mengangguk pelan, ia masih melihat keindahan langit di kota Jogja. Bulan dan bintang bintang bersinar terang karena cuaca yang cerah.

Terlebih lagi, mereka sambil menyantap susu hangat yang baru saja di buat oleh Luna.

Masing masing dari mereka menatap sendu langit Jogja. Mengenang masalah mereka yang lama kelamaan memudar.

"Our best story"

"Kita janji kan akan selalu bersama?"

Jihan menengok, melihat satu persatu anak dream. Ia berharap mereka akan menjawab ucapan nya.

"JANJI DONG! KAN KITA CIRCLE TERBAIK DI KOTA JOGJA!" teriak mood marker, Helmi.

Mereka mengangguk samar samar awal nya. Namun, di yakinkan oleh tetua.

Our best story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang