Dont go Calvin!

87 3 0
                                    


Pagi nuansa indah. Angin sepoi sepoi dan matahari yang mulai tertutupi awan awan indah nya. Jam mulai merangkak pada pukul 09.00

"Rafael! Bangun sini bibi masakin masakan yang enak banget!" ucap bibi alias pembatu kediaman bapak Harchie.

Rafael hanya bisa mendengus kesal, dengan selimut yang masih menutup rapat badan nya.

Kringg

Ocehan jam alarm tak henti nya berdering, bisa merusak gendang telinga saat itu juga.

"Pukul 9 pagi? Aaa aku harus segera pergi"

Rafael kemarin baru saja pulang dari rumah sakit, dan tak lupa obat obatan dan pil yang harus ia bawa.

Keran air shower diputar kearah kanan untuk lebih hangat, segar sekali.

Tak menunggu lama, Rafael mengeringkan rambut nya dan menggunakan pakaian pergi.

Simple, kita bahas dulu. Ia menggunakan kaos abu abu dibaluti jaket jeans. Celana training berwarna abu hitam sudah ia kenakan. Semua siap! Tak lupa tas samping hitam dan kacamata nya.

"Mas Rafael makan dulu ya, in-"

Rafael tersenyum manis "Bibi makan saja, aku akan makan bersama teman ku"

Bibi hanya bisa mengangguk menyetujui dan kembali menuju dapur.

Rafael menyalakan mesin mobil nya. Argh shit! Tangan nya kan sedang sakit.

"Sialan, aku harus gimana ini? Aaa Marco"

Tombol sambungan telepon segera Rafael pencet, untung saja di angkat.

"Kunaon Raf? Masih pagi loh tumben udah bangun"

Rafael tertawa pelan "Marco lagi kerja ya?"

"Iya nih, tapi belum buka lagi beberes"

"Mas kalau mau tolong anterin Rafael ke makam Jihan dong"

"Oke lah, utiwi~"

Tutt

Sambungan dimatikan oleh pihak Marco, Rafael tersenyum mendengarnya.

Mmarco : Calvin yg akan jmpt lo

"Lah  bagaimana sih?! Ah, udahlah"

Tinnn

"Wah, nggak sampai 5 menit nyampe keren banget" puji Rafael.

Rafael memasuki mobil itu dan duduk di sebelah Calvin. Tunggu ada yng aneh.

Mata Calvin seperti bengkak, dan ingus yang selalu ia sedot. Apakah ia baru saja menangis?

"Kenapa Calvin?" tanya Rafael.

Calvin berhenti tepat pada depan kolam renang perumahan Rafael.

Rafael mengeplak Calvin "Jangan di depan sini! Sana tuh loh di depan minimarket"

Calvin melajukan mobil nya pelan, sangat pelan.

"Gua, gua..."
"Kenapa?"
"Gua..."
"Apa sih?"
"Gua se-sebenarnya.."
"Jujur aja nggak papa"
"Gua.."

Rafael mendengus kasar "Gua gua gua langsung saja ke intinya"

Calvin menggigit bibir bwah nya kencang "Gua bakal ke China 3 hari lagi"

Rafael tersenyum "Bagus dong, berarti  kamu bakal ikut-"

"Iya, tapi gua nggak akan pulang dan berkomunikasi dengan kalian" celetuk Calvin.

"Kenapa nggak bisa komunikasi dnegan kita?"

"Gua nggaj di bolehin ada hubungan lagi antara negara Indonesia dan Jogja. Gua bakal anggap negara ini adalah negara asing oke?"

Our best story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang