0. Prolog

4.5K 212 3
                                    

Alice menghela nafas lega saat pekerjaannya telah rampung. Ia merenggangkan ototnya sejenak sebelum membereskan mejanya. Hari ini ia melakukan semuanya dengan tergesa karena ia ingin pulang lebih awal. Buah hatinya pasti sedang menunggunya di rumah.

Ponsel yang ada di mejanya berdering. Bibirnya tersungging mengetahui suaminyalah yang menghubunginya.

"Sayang, pekerjaanku sudah selesai. Aku berencana pulang malam ini."

"Kau yakin? Jika lelah, besok saja. Aku tidak ingin kau kenapa-napa di jalan."

"Aku akan baik-baik saja jika kau mendoakanku."

"Hmm. Doaku sudah pasti menyertaimu."

"Di mana my little princess?"

"Dia pulang duluan tadi karena tak bisa jauh dari leonya."

Terdengar suara kekehan dari sebrang. Suaminya itu pasti sedang gemas sendiri membayangkan anak perempuannya.

Tak berapa lama, ponselnya kembali bergetar. Ia melihat ada panggilan masuk dari baby sister anaknya.

"Sayang, Mbak Ana menelponku. Ku tutup dulu ya. Kau hati-hati di jalan. Jangan ngebut!"

"Iya sayang. Love you."

"Love you more."

"Ibu, Lili mau bubul ayam sepelti waktu itu," suara gemas anaknya langsung terdengar saat panggilan mereka tersambung.

Alice tersenyum sambil membereskan barang-barangnya. "Anak ibu mau bubur? Oke ibu akan membelikannya. Tunggu sebentar ya," ujarnya selembut mungkin.

"Yeyyy. Matasih ibu lup lup muach."

.....

"Permisi, apa saya boleh duduk di sini? Semua kursi sudah penuh."

"Boleh." Pria itu langsung menjawabnya tanpa melihat siapa yang mengajaknya bicara.

"Pak Minho?!"

"Ibu Alice?!"

Mereka sama-sama terkejut, tak menyangka akan takdir yang mempertemukan mereka kembali. Hening sejenak hingga akhirnya Alice buka suara.

"Sudah lebih tiga tahun kita tidak bertemu setelah peristiwa itu. Bagaimana kabar Anda? Apakah keluarga Anda masih harmonis seperti yang Anda harapkan?"

"Tentu. Bagaimana dengan Anda?"

"Kami sangat bahagia terlebih sejak kehadiran Lisa."

Minho mengerutkan keningnya. "Lisa?

"She is my daughter."

"Berapa usianya?"

"Hampir menginjak tiga tahun."

"Apa dia anak saya?"

Alice terdiam sejenak. Pertanyaan itu seolah membawanya pada masa lalu.

"Mengapa Anda bisa berfikiran seperti itu? Jelas-jelas Lisa anak saya dan suami saya."

"Apa Anda tidak ingat apa yang terjadi di antara kita terakhir kali?"

"Itu hanyalah sebuah kecelakaan. Kita sama-sama tidak sadar. Jika memang Lisa anak Anda, bukankah lebih baik kita menghapus fakta itu?"

Minho mengangguk. "Memang sebaiknya begitu. Anda akan tetap bahagia dengan keluarga Anda dan saya juga begitu."

Beberapa tahun kemudian...

"Golongan darahnya B."

"Hah? Bagaimana bisa dok? Ini pasti salah. Istri saya bilang, goldar anak saya O. Bagaimana bisa itu berubah."

"Memang golongan darah Anda dan istri Anda apa?"

"Kami A."

"Apa Anda yakin? Maaf jika saya lancang. Tapi salah satu dari kalian kemungkinan bukan orangtua kandung Lisa."

Adrean mengacak rambutnya frustasi. Cobaan apa lagi ini? Tidak cukupkah istrinya didiagnosis kanker rahim? Dan sekarang fakta bahwa Lisa kemungkinan bukan anak kandungnya.

"Apa bisa sekalian melakukan tes DNA?"

"Bisa. Silahkan ke bagian laboratorium."

.....

Rabu, 25/01/2023

Hai hai guys
Sesuai voting waktu itu, aku bikin cerita sistership. Selamat membaca karya el. Jangan lupa vote sama komen loh. Love you sekebon🤍

Cast :

Cast :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
I Hate HospitalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang