14. Soto Babat

647 96 6
                                        

"Kau berhasil melakukannya."

"Melakukan apa?"

Lisa tak terlalu menghiraukan Adrean. Ia lebih memilih langsung memasuki kamarnya. Bukannya tak sopan, moodnya hari ini masih baik karena baru pulang dari rumah Kookie. Ia masih tak ingin merusak mood baiknya hanya karena berdebat dengan Adrean.

Saat ia hendak menutup pintu, Adrean menahan pintunya dengan kakinya. "Minho menelponku, memberiku uang dan berterima kasih karena kau telah menolong Jennie. Rupanya kau punya rencana sendiri ya. Aku salut padamu," ujarnya sambil menunjukkan bukti transfer di ponselnya.

Lisa menghela nafas berat. "Berhentilah memanfaatkan mereka."

"Minho sendiri yang mentransfernya tanpa kuminta. Dari ceritanya, kurasa kau sudah berhasil masuk ke dalam keluarga mereka. Sampai berani menginap?" Adrean tersenyum bangga di akhir kalimatnya.

"Aku pingsan dan tidak tau apa-apa."

"Mengapa tidak memberitahuku jika kau sudah sangat dekat dengan Jennie sampai kau rela menolongnya?"

Lisa menatap Adrean dengan raut seriusnya. "Aku hanya tidak sengaja menolongnya. Kami tidak dekat!" ujarnya tegas.

"Kau menyangkal untuk dekat dengannya tapi kau peduli padanya. Ternyata kau masuk sendiri dalam permainanku."

"Maksudmu?"

"Tanpa kau sadar, rasa pedulimu itu mengantarkanmu masuk ke dalam keluarga mereka. Aku jadi semakin mudah memanfaatkan mereka."

....

Pertunjukannya malam ini akhirnya selesai dengan baik meskipun ia sesekali kehilangan fokus karena Jennie terus saja menatapnya. Belum lagi pakaian Jennie yang sedikit terbuka membuat banyak pria menggodanya. Lisa sedikit bersyukur karena status Jennie membuat semua pengunjung tak berani mengusik Jennie. Paling tidak mereka hanya berkenalan dan sedikit menggoda Jennie. Tapi tetap saja, Lisa tidak suka. Jennie masih terlalu polos untuk berkenalan dengan mereka.

Lisa memberi kode pada Kookie untuk membawa Jennie pergi lebih dulu. Ia tau Jennie ingin berbicara padanya.

"Nona, jika Anda ingin berbicara dengan Lisa. Silakan tunggu di mobil saya. Ini kuncinya."

Jennie melihat Lisa sebentar lalu mengangguk. Ia mengambil kunci mobil Kookie dan berjalan keluar.

"Thanks guys buat hari ini. Gue makasih banget karena kalian masih mau stay here for me. See you next time!"

Setelah mengucapkan kalimat penutup, Lisa langsung turun dari panggung dengan Kookie yang berada di belakangnya. Ia bergegas keluar dan memasuki mobil Kookie.

"Apalagi?" tanyanya to the point.

Jennie tersenyum. Ia merogoh sakunya.
"Nih. Kunci motor kamu," ujarnya sambil meletakkan sebuah kunci motor ke tangan Lisa.

"Aku udah beliin yang sama persis kayak motor kamu biar kamu gak nyesel karena nolong aku."

Lisa menghela nafas sambil membuang kunci tersebut ke arah dashboard. "Bisa gak sih lo stop? Stop deketin gue!" ujarnya tegas.

Jennie melunturkan senyumnya mendengar nada bicara Lisa yang sedikit meninggi. Ia menunduk lalu memilin bajunya. "Aku cuma mau ganti motor kamu."

"Setelah itu apa?"

Jennie menggeleng cepat. "Gak ada. Cuma itu," jawabnya pelan.

"Oke gue terima."

Jennie mendongak lalu menatap Lisa antusias. "Beneran?"

I Hate HospitalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang