15. Dimanfaatkan?

622 93 8
                                    

"Sayang, kamu bikin sandwich?" Jennifer menghampiri anaknya yang sedang sibuk sendiri di dapur.

Jennie tersenyum lalu mengecup pipi mommynya. "Iya mom? Mommy mau?"

"Boleh."

"Oke Jennie bakal buatin juga sekalian sama daddy."

Setelah enam sandwich terhidang di meja makan, Jennie memasukkan sandwichnya ke kotak bekal.

"Sandwichnya gak kamu buat sarapan?"

"Iya nanti di mobil aja mom."

"Yang satu buat Rose?"

Jennie mengangguk. Ia memang memasukkan sandwichnya ke dua kotak bekal. Satu kotak berisi dua potong sandwich.

"Iya Rose sama Lisa. Kalo yang ini punya Jennie sama Jisoo," ujarnya sambil menunjuk kotak bekal berwarna merah muda.

Jennifer menghela nafas pelan mendengar jawaban Jennie. "Gimana hubungan kamu sama Lisa?"

"Membaik. Kemarin Jennie makan soto babat sama Lisa. Enak banget sotonya sampe Jennie bungkus," ujar Jennie riang.

Jennifer mengembangkan senyumnya dengan terpaksa. "Iya tadi mommy udah coba emang enak."

"Enak kan?" tanya Jennie lagi.

Jennifer mengangguk. "Iya."

"Sayang. Tumben banget kemarin tagihan kamu lebih dari sepuluh juta. Kamu belanja apa? Kok gak cerita ke mommy?" ujarnya berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Oh. Itu Jennie beliin Lisa motor mom. Kasian motornya rusak gara-gara nolongin Jennie."

"Sayang, apa itu gak terlalu berlebihan?" tanyanya dengan nada selembut mungkin. Ia tak mau anaknya tersinggung.

"Apa motor seharga lima belas juta lebih berharga daripada nyawa Jennie mom?"

"Nggak gitu sayang. Mommy cuma takut kamu dimanfaatin. Toh daddy juga udah transfer sejumlah uang ke ayah Lisa," Jeanne menggenggam lembut tangan anaknya. Ia menatap Jennie dengan tatapan cemasnya.

"Kalo Lisa emang manfaatin Jennie harusnya dari awal Lisa ngelakuin itu mom. Tapi nyatanya nggak kan mom? Kenapa mommy jadi buruk sangka gini sih ke Lisa? Gak biasanya mommy kayak gini," ujar Jennie sedikit kesal.

"Gak papa sayang. Mommy mungkin lagi parno aja gara-gara cerita bu Ana yang ketipu sama temennya sendiri. Iya kan mom?"

Minho muncul di tengah-tengah perdebatan mereka sambil merangkul pinggang istrinya. Ia menatap dalam istrinya guna memberi isyarat agar istrinya tak lagi berdebat dengan Jennie.

"Iya sayang. Mommy sedikit khawatir aja," ujar Jennifer akhirnya.

"Tenang aja mom. Lisa baik kok orangnya."

"Iya sayang mommy percaya."

"Yaudah Jennie berangkat dulu ya. Jangan lupa itu sandwich buatan Jennie dimakan," Jennie mencium tangan kedua orang tuanya lalu beranjak pergi.

"Iya. Makasih sayang. Hati-hati di jalan ya. Jangan ngebut!"

"Siap dad."

Setelah Jennie sudah tak terlihat, Minho membawa sandwichnya ke dalam ruang kerjanya diikuti dengan Jennifer. Mereka sama-sama tau jika ada hal penting yang harus dibicarakan.

"Kamu kenapa ngomong gitu sih ke Jennie," ujar Minho setelah pintu ruang kerjanya terkunci.

"Emangnya salah ya dad? Aku kan cuma mau Jennie lebih hati-hati."

"Dengan nuduh Lisa kayak tadi?"

"Aku gak mau Jennie terlalu dekat sama Lisa dad," ujarnya lirih.

"Iya aku tau. Tapi mom, kalo kamu terang-terangan gini yang ada Jennie bakal curiga. Lagian tes DNAnya juga baru keluar nanti siang kan?" ujar Minho lembut.

I Hate HospitalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang