Di ruang rawatnya, Tama berbaring di atas ranjang sambil melihat Saka yang tengah memakan nasi goreng yang tadi Saka bawa sendiri. Itu adalah makanan yang baru saja Saka beli sebelum ke rumah sakit untuk mengantar jaket milik Tama. Di sebelah Saka ada papahnya yang duduk menemani Saka memakan nasi goreng itu.
"Saka gimana sekolahnya? Ngga ada masalah kan di sekolah?" tanya papah pada Saka.
"Ngga," jawab Saka.
"Syukurlah. Terus ada PR ngga buat besok?" tanya papah lagi.
"Ngga," jawab Saka.
"Kalau malam ini Saka tidur sini mau, ngga? Temenin kakak, Sa.. dari kemarin kakak susah tidur. Maunya pulang terus. Sebentar-sebentar tanyain Saka sudah tidur apa belum, Saka sudah makan apa belum, kakak mau pulang terus soalnya kakak kepikiran Saka di rumah sendirian," ucap papah.
"Lebay banget. Aku di rumah sendirian udah biasa kali. Ngga kayak kakak yang harus selalu ditungguin. Aku aja mau main jadi ngga bebas gara-gara harus jagain kakak di rumah kalo papah kerja," ucap Saka.
Tama hanya diam menyimak pembicaraan papah dan adik kesayangannya itu.
"Hm, papah minta maaf kalau papah harus minta kamu buat jagain kakak terus di rumah. Itu karena papah ngga tahu mau minta tolong siapa lagi buat jagain kakak di rumah, Sa. Papah ngga tenang kerjanya kalau harus tinggalin kakak di rumah sendirian. Kalau ada apa-apa di rumah sama kakak gimana? Kakak mau minta tolong siapa, Sa? Cuma kamu yang bisa papah mintain tolong," ucap papah.
"Ngga usah dijelasin lagi, pah. Aku udah bosen dengerin papah bilang itu," ucap Saka.
"Terus Saka mau ngga tidur sini malam ini?" ucap papah.
Saka lalu mengalihkan perhatiannya pada Tama yang masih menatap ke arahnya.
"Iya," jawab Saka.
"Iya apa, Sa?" tanya papah.
"Iya, mau!" ucap Saka.
"Beneran, Sa?!" ucap papah.
"Masih ditanya lagi?" ucap Saka.
"Makasih ya, Sa!" ucap papah sambil tersenyum dan mengelus rambut kepala Saka dengan lembut.
Tama ikut tersenyum setelah mendengar jawaban dari Saka. Ia begitu senang dan tidak menyangka bahwa adiknya itu mau menemaninya tidur di rumah sakit.
"Ya sudah, dihabisin makannya, Sa! Mau papah suapin ngga?" ucap papah.
"Ngga usah, pah! Aku udah besar sekarang. Masa makan masih disuapin," ucap Saka.
Setelah selesai makan, Saka meminum air putih yang sudah papah siapkan di atas meja, lalu membuang bungkus nasi goreng ke tempat sampah.
"Aku mau ke kamar mandi dulu, pah," ucap Saka.
"Iya, Sa," ucap papah.
Saka lalu memasuki toilet yang ada di dalam ruang rawat Tama.
"Papah..," panggil Tama.
Papah lalu segera beranjak dari sofa dan menghampiri putra sulungnya yang memanggilnya itu.
"Iya, kak? Ada apa, sayang? Apa ada yang sakit?!" ucap papah.
"Ngga ada," ucap Tama.
"Terus kenapa panggil papah? Kakak butuh bantuan?" ucap papah.
"Makasih, ya.. papah udah bujuk Saka buat tidur di sini temenin kakak. Kakak pikir Saka bakalan nolak. Tapi ternyata Saka mau," ucap Tama sambil tersenyum.
"Pelan-pelan kita buat Saka luluh lagi sama kakak, ya? Papah yakin sebenarnya Saka itu sayang banget sama kakak, kok. Kakak jangan putus asa dulu makannya ya, kak. Papah pasti bantuin kakak baikan lagi sama Saka, ya," ucap papah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakak Sempurna Untuk Saka || JENO × JISUNG√
Teen FictionDILARANG PLAGIAT!!! ❌ (𝐒𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓!) "Saka, dunia ini tempat dan waktunya cuma sebentar..," "Maafin kakak ya, Sa.. kakak harus pulang..," "Maaf, Sa.. kakak belum bisa jadi kakak yang sempurna untuk Saka," ~Tama.