Tentang Tama

936 61 3
                                    

Ini cerita tentang Tama.

Ia sangat senang karena akhirnya ia bisa melihat rumahnya kembali setelah beberapa hari ia tidak melihatnya. Meski tubuhnya belum benar-benar pulih, tapi ia merasa lebih baik setelah kembali ke rumah dari pada harus tinggal lebih lama di rumah sakit. Ia sangat membenci tempat keramat itu. Ia tidak pernah tenang jika harus dirawat inap di rumah sakit. Ia selalu merasa bahwa ajalnya selalu berada di dekatnya jika ia berada di tempat itu. Dirinya hampir mati di rumah sakit itu. Ruang ICU tempat dirinya pernah beradu dengan malaikat maut, masih terlihat sama dan ia hafal betul di mana letak ruangan itu.

Kini ia tengah merenung, menyimak perasaannya sendiri yang masih ia sembunyikan dari banyak orang. Ia duduk di kursi rodanya, tepatnya di taman belakang rumahnya sambil menikmati semilir angin sore yang sedikit menerbangkan rambutnya.

Sendirian.
Ia menatap langit sore yang sudah mulai menggelap.
Tama.. menyesali hidupnya.

Ia menyesal, mengapa dirinya harus selamat dari peristiwa mautnya saat itu? Ia pikir, setelah dirinya itu selamat dan berhasil melewati masa komanya, ia bisa diterima kembali dengan baik oleh keluarganya. Tapi ternyata kenyataan menjawab sebaliknya. Jika ia bisa memutar waktu kembali, ia ingin supaya takdirnya dirubah saat itu. Ia ingin mati di hari itu daripada ia harus hidup dengan perasaan bersalah yang terus menghujam tanpa henti.

Akankah takdirnya bisa lebih baik jika ia pulang di waktu yang tidak seharusnya? Atau bisakah suatu hari nanti semuanya akan membaik? Bisakah.. Saka memaafkannya dan kembali menerimanya sebagai kakaknya yang sempurna?

Sulit..
Untuk menjadi sempurna di mata Saka memang tidak semudah yang dibayangkan.
Begitu kerasnya hati, begitu besarnya kobaran api yang menyala di dada, dan begitu banyaknya perasaan benci yang teramat sulit untuk dirubah meski hanya menjadi sepercik rasa sayang.
Perasaan dendam yang terus menggebu, rasa ego yang terus tertanam, dan tingginya benteng yang terus menghalangi jiwa yang ingin damai, semuanya terus saja mengayun begitu saja dan makin mempersulit keadaan.

Bolehkah jika di tawar lagi? Takdirnya yang teramat pedih, bisakah diperbaiki untuk setidaknya menyembuhkan lukanya?
Hanya untuk keadilan.

Keadilan untuk Tama.

Bicara soal keadilan, memang ini tidak adil untuk Tama.
Tunjukkan dimana salahnya?!
Apa ia pantas dibenci atas semua yang telah terjadi?!
Adilkah jika ia disalahkan atas kepergian sang mamah?
Adilkah jika ia disalahkan dan dinyatakan sebagai penyebab kematian mamahnya?!
Bukankah itu adalah rencara Tuhan dan ia tidak terlibat sama sekali didalam perencanaan itu?!
Lalu kenapa ia yang harus dibenci?!

Kembalikan senyumnya, kembalikan sosoknya yang periang, kembalikan raganya yang sehat.

Melalui cerita ini, semoga kalian bisa belajar dan menemukan kesan berarti di balik tulisan kisah seorang kakak yang begitu mencintai adiknya.

Bukan hanya mencintai, tapi dia juga berhak untuk dicintai. Dia sangat berhak mendapatkannya, bukan?

Dia, Tama..
Sosok laki-laki berwajah tampan dan pemilik senyum manis yang begitu menawan..
Seorang kakak yang begitu mengharapkan kata maaf dan cinta dari sang adik yang begitu dicintainya..
Meski dunia begitu terasa tidak adil untuknya, tapi ia tidak peduli.
Meski harus jatuh berkali-kali..
Meski harus kecewa berjuta kali..
Dan meski raganya harus dipaksa bangkit beribu kali..
Ikhlas..
Itu adalah satu-satunya kata yang menurutnya bisa mewakili perasaannya.

Sakit..
Harus terus gagal menjadi yang sempurna.
Sakit..
Harus terus memaksa tubuhnya supaya jauh dari kata lelah..
Sakit..
Harus terus mengalah untuk semuanya.

Sadar diri..
Perasaan itu yang harus ia pegang teguh untuk bisa menerima semuanya.
Tapi, disaat dirinya sudah benar-benar menerima semuanya..
Mengapa itu malah semakin menyakitinya?

Hancur..
Kehancuran terus saja mengelilinginya.
Kenyataan yang tidak pernah baik-baik saja, seperti menjadi bukti nyata bahwa ia hanya hidup dikelilingi masalah.
Mengapa tidak pernah selesai?!

Makna..
Dimana arti kakak bagi seorang Saka?
Apa ia tidak bermakna sama sekali untuk Saka?
Mengapa rasanya sesakit ini?!
Apa salahnya?!

Ada kalanya laki-laki yang selalu terlihat tegar namun rapuh itu merasa bahwa ini sebaiknya sudah cukup..
Rasa ingin menyerah, selalu saja menghantui.
Rasa ingin menyudahi, terus saja hadir tanpa celah.

Kenapa ia terus saja hanya dihakimi?
Bisakah adiknya itu berpihak padanya?

Pulang..
Ia ingin pulang..
Tapi, rumah mana yang sebaiknya ia tinggali?
Bukankah tempat yang ia tinggali sekarang sepertinya bukan rumah yang tepat?
Tunjukkan jalan pulang, tunjukkan arah yang benar, dan tunjukkan bahwa rumah yang ia pilih memang yang terbaik.

Jadikan ia manusia yang bisa dihargai..
Jadikan ia manusia yang mendapat perlakuan baik..
Bukan manusia yang selalu salah dimata orang yang salah!
Bukan manusia yang selalu diinjak-injak layaknya sampah!
Bukan manusia yang terus saja diludahi!

Ia juga berhak mendapatkan apa yang seharusnya ia dapatkan!
Ia juga berhak mendapatkan keadilan!
Jangan terus paksa ia untuk selalu menerima!
Tapi cobalah untuk juga membuka ruang untuknya dan terimalah ia dengan baik..

Selamat datang di kisah Kakak Sempurna Untuk Saka !!!
Baca kisahnya sampai akhir !
Semoga, kisahnya berakhir bahagia, ya.. 🍁

Dia bukan manusia pemilih.. Siapapun kamu, tapi jika kamu benar mencintai Tama, maka dia juga akan berjanji untuk selalu menyayangimu❤


























Kamis, 26 Januari 2023.

Btw ini bukan lanjutan ceritanya, ya!!! 🤣

Aku belum nulis part berikutnya 😂
Sabar yaaaa wkwkw

Kakak Sempurna Untuk Saka || JENO × JISUNG√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang