36🍁

663 56 8
                                    

Ada sebuah mobil yang baru saja memasuki halaman apartemen. Sang pengendara mobil lalu membawa mobilnya ke arah tempat parkir mobil yang sudah tersedia di sana. Pengendara mobil itu adalah seorang pria dengan mengenakan setelan baju serba hitam dan mengenakan topi hitam. Disamping pria itu, terlihat ada seorang remaja laki-laki yang tengah duduk di kursi mobil dengan keadaan tidak sadarkan diri.

Pria itu lalu turun dari mobilnya dan berusaha mengeluarkan remaja laki-laki yang tidak sadarkan diri itu dari dalam mobil. Pria itu mengangkat tubuh remaja laki-laki itu dengan kedua tangannya di depan dan masuk ke dalam apartemen. Saat bertemu security yang berjaga di apartemen itu, pria itu tampak merubah raut wajahnya sesantai mungkin.

"Permisi, pak! Siapa yang sedang bersama Anda? Apa anak itu tidur?" tanya security saat melihat pria itu membopong tubuh remaja laki-laki tadi.

"Ini adalah keponakan saya. Dia sepertinya kelelahan karena saya baru menjemputnya di stasiun. Dia datang dari luar kota seorang diri," ucap pria itu.

"Oh, baiklah. Silahkan beristirahat, pak!" ucap security itu.

Setelah itu, pria itu pun membawa remaja laki-laki itu menuju kamar apartemennya.  Apartemen itu memang bukan tempat sewaan apartemen yang cukup bagus karena memang tempatnya pun cukup sepi. Hanya ada beberapa penghuni lain yang menempati apartemen itu dan kebetulan kebanyakan penghuni lain menempati di lantai 7 dan lantai paling bawah. Sedangkan pria itu menyewa kamar apartemen di lantai 5 yang memang sepi penghuni. Meski apartemen itu luas dan cukup terkenal murah, tapi yang menghuni di apartemen itu sangatlah sedikit. Apartemen itu memang sudah dari awal dibangun sepi peminat.

Saat pintu kamar apartemen milik pria tadi dibuka, ruangan apartemen miliknya terlihat sangat berantakan bahkan seperti tidak terawat. Sepertinya ia memang tidak tinggal di sana, namun ia sepertinya sering ke apartemennya untuk kegiatan maksiatnya seperti tempat untuknya minum-minuman keras ataupun untuk berjudi dengan teman-temannya karena di sana juga terlihat ada kartu remi yang berserakan di lantai dan ada banyak botol bekas minuman keras.

Pria itu lalu mengunci pintu kamar apartemennya setelah masuk ke dalamnya dengan membawa serta remaja laki-laki yang masih ia bopong tadi. Pria itu lalu mendudukkan remaja laki-laki itu di salah satu kursi yang ada di dalam apartemennya. Ia lalu menyiapkan tali panjang untuk mengikat tubuh remaja laki-laki itu pada kursi supaya saat remaja laki-laki itu sadar dan kembali membuka matanya, ia tidak akan bisa kabur untuk melepaskan diri dari sana. Ya, remaja laki-laki itu adalah Tama.

Pria berpakaian hitam yang menculik Tama itu lalu mengeluarkan ponselnya dari dalam saku celananya. Ia tampak menghubungi seseorang saat itu juga.

"Saya sudah berhasil menculiknya, tuan! Dia sudah ada di apartemen saya!" ucap pria itu pada seseorang yang berada di seberang telepon.

"Kerja bagus! Aku akan segera menyusul nanti! Pastikan tempat itu aman dan jangan sampai ada yang curiga saat kau membawa bocah itu ke apartemenmu! Suruh anak buahmu yang lain untuk ke apartemen sekarang! Aku akan butuh tenaga kalian untuk menyiksa bocah lemah itu!" ucap seseorang dari seberang telepon.

"Siap, tuan!" jawab pria itu.

Setelah itu, sambungan telepon pun diputus secara sepihak oleh seseorang yang berada di seberang telepon tadi.

Pria itu lalu kembali menghubungi seseorang melalui ponselnya.

"Ke apartemen sekarang! Ajak yang lain juga! Ini perintah dari bos! Aku sudah berhasil culik anak itu! Dia sudah berada di apartemenku sekarang!" ucap pria itu pada seseorang yang berada di seberang telepon. Setelah itu, pria itu langsung mematikan sambungan telepon itu.

••••

Saka dan Carel sedang mengikuti kelas bimbel di tempat lesnya. Namun, tiba-tiba saja Saka merasa hatinya gelisah saat itu. Ia tiba-tiba kepikiran dengan kakaknya yang sedang berada di rumah sendirian sekarang. Meski ia sudah biasa meninggalkannya sendirian di rumah, tapi hari itu tiba-tiba ia merasa tidak tenang meninggalkan kakaknya sendirian di rumah. Ia takut terjadi sesuatu pada kakaknya di rumah.

Kakak Sempurna Untuk Saka || JENO × JISUNG√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang