Setelah melewati beberapa hari, tibalah waktu dimana Tama akan melakukan operasinya dalam waktu kurang satu hari lagi (H-1 operasi). Siang itu, ia ditemani oleh Agni dan Saka. Agni sengaja libur kerja hari itu karena harus menemani Tama menjalani beberapa pemeriksaan sebelum operasinya dilangsungkan besok. Sementara Saka hari itu pulang lebih awal karena saat itu sedang ada sosialisasi dari para mahasiswa dari berbagai kampus yang sedang mempromosikan kampus-kampus mereka khususnya untuk siswa kelas 12 yang sebentar lagi akan lulus. Karena para guru ikut mendampingi acara sosialisasi kelas 12, akhirnya kelas 10 dan kelas 11 sengaja dipulangkan lebih awal.
"Kamu kok udah pulang, Sa?" tanya Tama yang masih berbaring di atas brankarnya.
"Iya, kak. Soalnya hari ini anak kelas 12 lagi ada sosialisasi dari kampus-kampus. Aku jadinya dipulangin lebih awal. Gurunya pada ikut di acara soalnya," ucap Saka.
"Pah..," ucap Tama beralih memanggil Agni.
"Iya, kak?" sahut Agni.
"Besok kakak jadi operasi?" tanya Tama.
"Iya, kak. Kakak ngga usah takut, ya? Nanti kan kalo dioperasi itu disuntik bius dulu. Jadi kakak ngga akan kerasa sakit waktu dioperasi," ucap Agni.
"Kakak pasti gugup, yah?" tanya Saka.
"Ngga, kok," jawab Tama.
"Masa, sih? Beneran? Kakak ngga ngerasa takut sama sekali mau dioperasi besok?" ucap Saka.
"Kakak kan pemberani, Sa," jawab Agni.
"Bagus deh kalo gitu. Kakak harus berani, dong! Kan biar nanti bisa sembuh," Saka.
"Iya," jawab Tama.
"Oya, kakak udah makan belum? Kakak belum disuruh puasa kan sama dokter?" tanya Saka pada Tama.
Namun, Tama tidak menjawab ucapan Saka. Ia malah tampak menatap ke arah lain dan seperti tidak mendengar ucapan Saka.
"Kak?" panggil Saka.
"Kakak?!" panggil Saka lagi sambil menepuk bahu Tama.
"Hah? Iya?" sahut Tama lalu menatap ke arah Saka sambil tersenyum.
"Kok ditanyain diem aja tadi? Kenapa juga kakak malah senyum-senyum sekarang?" tanya Saka pada Tama.
"Oh, kamu nanya kakak?" tanya Tama pada Saka.
"Ya iya, lah!" jawab Saka.
"Oh, emang kamu tadi nanya apa Sa?" tanya Tama.
"Lah, emang tadi kakak ngga denger aku bilang apa?!" ucap Saka dan Tama menjawab dengan menggelengkan kepalanya.
"Tadi aku nanya sama kakak, kakak udah makan belum?" tanya Saka.
"Belum," jawab Tama.
"Makan dulu, kak. Mumpung belum disuruh puasa sama dokter sebelum operasi," ucap Saka.
Bukannya menjawab, Tama malah diam sambil menatap ke arah Saka. Ia seperti tidak nyambung saat diajak bicara dengan Saka saat itu.
"Kak?" panggil Saka.
"Kakak!" panggil Saka kembali menepuk bahu Tama.
"Iya?" tanya Tama.
"Kakak kenapa diem?! Kan aku nanya tadi?" ucap Saka.
"Oh iya, Sa," ucap Tama.
"Iya apa?! Kakak mau makan sekarang?" tanya Saka.
"Ngga," jawab Tama menggelengkan kepalanya.
"Terus kenapa tadi kakak jawab iya?" tanya Saka.
Tama menggelengkan kepalanya lagi menjawab ucapan Saka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakak Sempurna Untuk Saka || JENO × JISUNG√
Novela JuvenilDILARANG PLAGIAT!!! ❌ (𝐒𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓!) "Saka, dunia ini tempat dan waktunya cuma sebentar..," "Maafin kakak ya, Sa.. kakak harus pulang..," "Maaf, Sa.. kakak belum bisa jadi kakak yang sempurna untuk Saka," ~Tama.