29🍁

831 92 15
                                    

Bel istirahat telah berbunyi. Tama pun segera membereskan semua buku yang ada di atas mejanya karena ia ingin cepat-cepat menuju kelas Saka. Ia tidak ingin Saka menunggunya lama di kelasnya.

"Buru-buru banget. Mau kemana emangnya, dek?" tanya Bian pada Tama.

"Nemuin adek aku di kelasnya, kak," ucap Tama.

"Semangat banget mau ketemu adeknya? Kalo mau ketemu kak Bian perasaan ngga sampe segininya, deh," ucap Bian.

"Apaan sih, kak?! Udah lah, aku mau ke kelas Saka. Kakak mau ikut apa ngga?" ucap Tama.

"Ya udah ikut, deh," ucap Bian.

Setelah itu, mereka pun berjalan keluar kelas hendak menuju ruang kelas Saka.

Saat Tama dan Bian sedang berjalan di koridor kelas lantai bawah, Tama dan Bian langsung melihat Saka yang sedang berdiri di depan pintu ruang kelasnya. Sepertinya Saka memang sengaja menunggu Tama datang ke kelasnya.

"Saka!" teriak Tama sambil melambaikan tangannya ke arah Saka.

Saka pun membalas lambaian tangan Tama sambil tersenyum ke arah Tama.

Tama segera mempercepat langkahnya diikuti oleh Bian dari belakang.

"Udah lama nunggunya?" tanya Tama setelah sampai di hadapan Saka.

"Belum, kok. Kirain kakak ngga jadi main ke kelas aku," ucap Saka.

"Ya jadi, lah," jawab Tama.

"Tapi kok bawa-bawa dia segala sih, kak?!" ucap Saka menunjuk ke arah Bian.

"Kenapa lu?! Ngga terima Tama bawa gua ke kelas lu?! Asal lu tau ya, Sa! Kalo ngga gara-gara Tama juga gua ogah ke kelas lu!" ucap Bian.

"Ya udah kalo gitu lu pergi aja sanah! Ngapain lu ikut kak Tama ke kelas gua?! Kemana-mana ngikutin kak Tama mulu, lu!" ucap Saka pada Bian.

"Ya biarin! Gua kan mau jagain adek gua! Kemanapun adek gua pergi ya gua ikut, lah!" balas Bian.

"Ya udah sinih masuk, kak!" ucap Saka mengajak Tama masuk.

Tama lalu melihat ke dalam kelas Saka. Di dalam kelas Saka masih banyak teman-teman kelas Saka yang masih berada di dalam kelas, bahkan sepertinya memang semua siswa kelas itu masih berada di dalam kelas dan belum istirahat.

"Sa, kelas kamu udah istirahat belum, sih? Kok kayaknya kelasnya masih penuh?" tanya Tama pada Saka.

"Udah, kok," jawab Saka.

"Tapi kenapa pada belum keluar? Satu kelas masih di kelas semua?" tanya Tama.

"Biarin aja lah, kak. Cuekin aja. Paling mereka mager jajan di kantin. Di kelas aku itu ada yang jualan, kak. Jadi temen-temen aku juga pada jarang jajan di kantin. Mereka seringnya belinya ke temen kelas aku yang jualan di kelas," ucap Saka.

"Oh, gitu yah. Jualan apa emang?" tanya Tama.

"Ya macem-macem, kak. Ada risoles, cimoring, sama arem-arem gitu," ucap Saka.

"Tapi kakak ngga mau masuk, deh. Kakak di depan aja. Kakak malu banyak temen-temen kamu di dalem," ucap Tama.

"Ngga pa-pa, kak. Ngga usah malu. Sinih, masuk!" ucap Saka menarik tangan Tama supaya mau masuk ke dalam kelas.

Tama pun akhirnya masuk ke dalam ruang kelas Saka sambil tangannya digandeng oleh Saka diikuti oleh Bian yang berjalan membuntuti di belakangnya. Saka lalu mempersilahkan Tama duduk di bangkunya, sedangkan Saka duduk di bangku sebelah Tama yang tadinya itu adalah bangku milik Carel karena sebelumnya Saka dan Carel duduk bersama satu meja.

Kakak Sempurna Untuk Saka || JENO × JISUNG√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang