27

814 110 3
                                    

Chai menutup pintu ruang perawatan setelah sengaja meninggalkan Pete dan Thankun didalam.

Dari jauh Arm berlari, ia tampak panik dan mencoba membuka pintu ruangan itu, namun dengan cepat Chai menarik tangan arm menjauh dari gangangan pintu.

"Kenapa Chai ? Aku ingin melihat Dokter Pete, ia terluka kan ?" Tanya arm

"Syuttt" perintah chai agar arm tak berisik.

"Ada apa ? Kenapa kamu melarangku masuk ?" Tanya arm.

"Ada dokter Thankun didalam" jawab Chai.

"Ha ? Dokter Thankun terluka juga ?" Tanya arm.

Chai tampak frustasi.
"Bukan seperti itu"

"Pikirkan, ada Dokter Pete dan Dokter Thankun berdua, hanya berdua didalam satu ruangan" ucap Chai.

"Ah.." arm menyadari alasan Chai melarangnya masuk.

"Tapi.. Dokter Pete baik-baik saja kan ?" Tanya Arm.

"Tidak apa-apa, sudah ada Dokter Thankun yang merawatnya"  ucap Chai.

Sementara itu.

"Ijinlah, kamu tidak perlu praktek hari ini" ucap Thankun sembari menutup luka Pete.

"Tidak apa dok, aku baik-baik saja. Tanganku tidak akan mempengaruhi pekerjaanku" ucap Pete.

"Pete, karena kamu tidak mengkhawatirkan dirimu sendiri, bisakah biarkan aku yang mengkhawatirkan mu ?" Tanya thankun.

Mereka terdiam, mata mereka saling memang satu sama lain.

Suasana menjadi hening sesaat.

"Maaf,jika aku seakan memaksamu Pete."
"Aku hanya ingin kamu peduli pada dirimu sendiri" jelas Thankun.

"Aku tahu, karena pekerjaan kita, kita dibiasakan untuk lebih peka pada sekitar kita. Tapi kita tidak bisa melupakan bahwa dirikita sendiri juga sangat penting" jelas Thankun.

"Terima kasih dok karena sudah peduli padaku. Tapi jujur aku baik-baik saja" ucap Pete tersenyum.

Thankun menghela nafas.
"Kamu masih sama seperti dulu" Thankun merapikan peralatannya.

"Keras kepala" ucap Thankun sembari menatap Pete.

Thankun kemudian tersenyum.
"Dan aku masih tidak bisa mengubah pikiranmu" sambungnya.

Pete terdiam ia tampak bingung harus merespon ucapannya.

---

Ditempat lain, apartemen milik Pol.
Pol menutup pelan pintu kamarnya.

Pol tampak memperhatikan sekitar lalu ia menuju dapur dan membuka kulkas.

Tampak kosong hanya ada beberapa makanan sisa yang sudah tampak membeku.
Pol kemudian menutup pintu kulkas itu, lalu ia menuju pintu utama dan pergi.

Selang beberapa saat pol meninggalkan apartemen,Cherry datang dengan beberapa kantong plastik ditangannya.

Ia lalu menekan password Apartemen tersebut dan terbuka.

Melihat suasana sepi, Cherry langsung meletakkan makanan diatas meja. Lalu ia menata makanan itu dimeja.

"Siapa ?"
Ibu nata yang mendengar suara dari luar kamarnya memandang kearah Cherry.

Cherry yang tak menyangka ada ibu nata dirumah itu tampak terkejut dan berbalik.

"Oh, ada ibu disini ?" Tanya Cherry.

Ibu Nata menatap kearah pintu apartemen.

"Bagaimana kamu bisa masuk ?" Tanyanya

"Eh.. Pol memberi tahu password kamar Bi" jawab Cherry.

One last Time (VegasPete) (BibleBuild) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang