"Sekian hari setelah mengucap janji itu, saya kehilangan segalanya."
_ArRans•
🌹🌹🌹
"who are you?" Rissa bertanya, ikut berdiri dan berjalan kearah Rans.
Melihat Rans yang tidak menghindar saat didekati gadis cantik itu, Faiha semakin berjalan mundur, hampir bertubrukan dengan Kak Fara kalau saja Ibu tidak merangkul bahu Faiha.
"Bukan siapa-siapa," jawab Faiha serak.
Rans membuang pandangannya, kembali duduk sambil menunduk. Yah, benar, memang bukan siapa-siapa, Rans sadar itu. Tapi, apa Faiha tidak bisa setidaknya memperkenalkan diri sebagai temannya dari Yogyakarta? Kecewa? Tentu saja Rans begitu, lebih lagi satu tahun terakhir Rans hanya bisa memandang gadis itu dari channel yang Faiha kembangkan. Dan saat waktunya tiba mereka bertemu, Faiha malah menjawab dirinya bukan siapa-siapa. Menyedihkan.
Melihat itu Agis yang sejak tadi ikut diam pun langsung berjalan mendekat arah Faiha sekeluarga.
"Senang bertemu kembali disini." sambutan yang jauh dari kata hangat, tapi sudah sangat luar biasa karena itu dari Agis pemilik suara mahal.
"Yaa." jawab Edgar dengan senyuman khasnya.
Tak sadar, Faiha mengamati Rans yang tiba-tiba berdiri lagi dan berjalan menjauh melewati lorong-lorong rumah sakit tanpa berpamitan ingin pergi sebentar.
Melihat punggung yang menjauh itu dada Faiha kembali sesak. Ada rasa tak biasa saat Rans mengacuhkannya. Apa Rans sudah membencinya? Apa Rans tak mau lagi bertemu dengannya? Ribuan pertanyaan menghasut pikiran positif Faiha.
Dan jika memang ini takdir mereka, kenapa Faiha merasa ada jarak jauh diantara mereka?
Apakah karena gadis itu? Rissa? Sungguh jika dibilang cemburu Faiha tidak mau, tapi secara tidak langsung ada rasa marah dalam diri Faiha saat tak melihat penolakan Rans saat didekati gadis cantik itu.
"Kamu siapa?" tanya Faiha.
Rissa tersenyum, mengulurkan tangannya. "Rissa, sahabatnya Rans sejak kecil. Lo temennya, kan?"
"Sahabat? Kamu menyukainya? Terlihat jelas saat kamu mendekatinya tadi."
Kalimat itu sontak membuat seluruh insan disana terdiam canggung. Hanya saja Kaivan yang sedikit peka dengan sikap Faiha pun menahan senyumnya.
Rissa melirik Agis yang seperti tidak peduli. "Ya aku menyukainya, sejak dulu."
"Tapi, dia menyukaimu." kekeh Rissa yang entah sejak kapan mata itu berair.
___
Flashback On
"Rans jadi banyak diam ya, Bunda?"
"He hemm... Tapi, dia juga banyak sweet-nya." kekeh Bunda sambil memasukan minyak kedalam wajan.
Rissa ikut terkekeh geli. Benaknya bernostalgia dimana dirinya dengan Rans saking tertawa hanya karena membolos pelajaran olahraga dan memilih jajan bakso di kantin diam-diam.
"Rissa udah punya pacar ya di Beijing, kok gak pernah pulang ke Jakarta."goda Bunda saat melihat Rissa senyum-senyum sendiri.
"Apa sih, Bunda. Rissa jomblo tau!"
"Alah masa iya, gadis cantik begini siapa sih yang gak mau."
Rissa semakin tersipu malu. Wortel yang tinggal satu buah itupun tak jadi Rissa potong sebab tangannya ia gunakan untuk menyibakkan anak rambutnya yang berantakan meski sudah diikat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dzikir Sendu Sang Perindu ✓
Teen FictionJika cinta meninggalkanmu, biarlah cinta pula yang melepasnya pergi.🍁 _________@@@_________ 🌸Fauzi, menjadi seorang militer masuk di Tim pasukan khusus, membuatnya mempertaruhkan nyawanya di Medan perang. Berhadapan dengan musuh bersenjata, dan di...