#7. [Tameng?]

15 7 0
                                    

🌹🌹🌹

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌹🌹🌹

Tidak perlu merasa sendiri, hidup tak melulu soal cinta dengan kebersamaan yang menjadi endinnya.

🌹🌹🌹

Senja hari ini, lagi dan lagi tak menarik bagi Faiha. Padahal semua orang selalu menantikan momen itu, meski hanya sekedar mencecap secangkir kopi dan bercengkerama dengan keluarga ataupun kekasih, menampilkan kasih sayangnya, bercerita tentang hari-hari menyenangkan, ataupun menunggu bedug di ketuk untuk menunaikan kewajiban.

Memang tak ada yang berubah dari Faiha sejak satu tahun yang lalu, dia tetap sama, hanya saja kini topengnya telah terpasang. Menampilkan tawa meski terdengar nyaring tapi sungguh tak ada rasanya.

"Ngapain kesini?" tanya Asmi sambil mengedarkan pandangannya dari dalam mobil ke arah luar. Dan mereka berhenti di salah satu motel yang masih berada di kawasan Jawa Timur. Yha, setelah kedatangan Rans di taman bebrapa menit yang lalu, mereka langsung melaju, berniat keluar dari Jawa Timur untuk pulang.

Yusuf yang menyetir pun berdecak pelan. "Turun, gue mau parkir mobil."

"Kita mandi aja dulu, istirahat bentar, makan, orang kalian aja kaya patung, aku sama Yusuf yang kaya badutnya." balas Sande sambil membuka pintu mobil.

Asmi berdecak, mengacak rambutnya, Faiha yang melihat itupun terkikik geli, yah keputusan dua sahabatnya itu tak salah, dia juga butuh air untuk membersihkan tubuhnya yang terasa lengket. Sande menuju loket hotel, memesan dua kamar, satu untuk dirinya dan Faiha, dan satunya lagi untuk Asmi dan Yusuf.

"Kenapa juga harus marah-marah, Mi, jangan kebiasaan." gumam Faiha yang berjalan beriringan dengan Asmi menyusul Sande. Asmi mengacak rambutnya lagi dan lagi, wajahnya terlihat begitu kusut, tapi entahlah, apa dia kelelahan atau stres dengan perasaannya sendiri.

"Lo yang bikin gue tambah marah, Ha." balas Asmi sebal.

Faiha terkekeh pelan, teringat dirinya yang mengakui Asmi sebagai calonnya, dan yah itu memang caranya untuk menghindar dari pria tak tau diri seperti Rans, dia tidak mau menjalin hubungan dengan siapapun yang telah menyakitinya. Tunggu, apa Fauzi juga termasuk?

"Emang ada apa sih sama kalian? Gue mau denger dari mulut Lo sendiri."

Faiha masih bergeming, pikirannya yang tiba-tiba tak berfungsi sejak memikirkan satu kalimat itu. Apa Fauzi juga termasuk seseorang yang menyakitinya?

"Hey, ayo!" teriak Sande, melihat Faiha yang masih tak ada pergerakan, Asmi segera menarik tas selempang milik Faiha.

"Asmi!" teriak Faiha setengah kesal.

"Gak usah tarik-tarik." omel Faiha.

Asmi seketika tersenyum lebar, ini Faiha, suka mengomel hanya karena hal kecil, dan jika disandingkan dengan Sande pasti menjadi dua anak kembar yang satu frekuensi. Memiliki wajah menggemaskan, mata yang bulat ketika murung. Bibir yang mengerucut, mata yang menatap tajam tapi sama sekali tidak membuat orang segan.

Dzikir Sendu Sang Perindu ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang