🌹🌹🌹
"Siapapun yang akan menetap, tetap akan menetap, dan siapapun yang ingin pergi, tetap akan pergi. Karena setiap keinginan pasti ada alasan, dan setiap alasan pasti ada perasaan dibaliknya. Kita cukup menjadi air yang mengalir, mengikuti setiap alurnya dan menjadi yang paling jernih diantara yang lainnya."
🌀🌀🌀
Mojokerto.
Melihat pesan singkat dari Faiha semalam yang ingin mendaki, membuat Rans yang mulai bertugas kembali dengan jas putih kebanggaannya itu pun tak sanggup untuk tidak tersenyum sepanjang perjalanan.
Jelas saja, Faiha adalah gadis yang mampu mengubah hidupnya. Dulu dia hanya seorang mahasiswa yang tidak tau apa namanya menjaga hati, menjaga perempuan, juga menjaga perasaan. Dia hidup seperti seorang pria liar yang beruntung di pertemukan dengan sahabat yang bernama Kaivan yang sedikit berotak benar.
Hingga, akhirnya pertemuannya dengan Faiha mengubah segalanya. Hanya sekedar melihat tawa dan senyum ramah dari salah seorang MABA. Dan darinya dia paham betapa berharganya sebuah perasaan, dari kesalahan yang dia perbuat. Bertahun-tahun meratap, mencari-cari keberadaan di kampus semua fakultas, tapi nihil, gadis itu selalu sukses bersembunyi meski satu universitas.
Kesalahan yang membuatnya menjadi sosok yang lebih berguna, dan mengerti segala hal soal perasaan, lalu takdirlah yang mempertemukan mereka tanpa sengaja. Tanpa rencana, tanpa keterdugaan.
Dan yang dia ketahui, Faiha memang gadis dengan banyak kejutan.
Mengingat itu, Rans langsung mengusap wajahnya saat mesin mobil dia matikan di parkiran. Segera mengambil tas miliknya di bangku samping mobil, dan segera keluar.
Tapi, tepat sampai lobi rumah sakit, wajah Rans kembali datar. Tak ada lagi raut wajah dengan bibir yang tercetak menahan senyum manis. Melainkan wajah itu kembali seperti biasa. Seperti tak ingin di sapa.
"Wuih, si bos pagi bener datengnya." tubruk seseorang dari arah belakang.
Rans yang begitu hapal dengan suara itupun hanya cuek saja. Lanjut berjalan menuju ruangannya.
"Kebiasaannya gak ilang-ilang perasaan, padahal udah mau nikah." cibir Kaivan dengan suara yang dia buat lantang.
Rans yang mendengar itu langsung menghentikan langkahnya, menatap sekitar, dan benar saja, beberapa perawat yang baru masuk shift pagi ini pun menatap dirinya. Benar-benar menyebalkan sahabatnya itu.
Geram Rans mendekati Kaivan, mendekatkan wajahnya dengan wajah Kaivan, hingga membuat pria itu memundurkan kepalanya demi melihat tampang Rans yang begitu datar.
"Ngomong sekali lagi disini, gue patahin leher lo, Dokter Kaivan terhormat." desis Rans tepat di depan wajah Kaivan pun langsung membuat Kaivan diam seribu bahasa.
"Ck, iya-iya gue kunci nih mulut." balas Kaivan setelah matanya bebas dari tatapan mengerikan dari Rans.
Rans mendengus pelan, kembali melanjutkan langkahnya, mengabaikan tatapan-tatapan yang bersedia mengeluarkan segala pertanyaan tapi, tertahan sebab Rans yang akan mereka hadapi. Bukan Kaivan, si dokter ramah juga tampan.
Meski berjalan sambil menggerutu, Kaivan tetap berjalan disamping Rans, masuk di lift yang sama dan membiarkan mulutnya tanpa henti memaki sahabatnya.
"Untung Faiha gak tau sifat calon suaminya itu kaya gini kalau diluar, bisa-bisa lo di talak setelah akad." gerutu Kaivan masih tak ada hentinya.
Tapi, Rans juga tak ada hentinya diam, berlagak tuli. Hingga mereka berpencar karena beda bagian, Rans mendapat bagian di IGD hari ini. Berjalan ke ruangannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dzikir Sendu Sang Perindu ✓
أدب المراهقينJika cinta meninggalkanmu, biarlah cinta pula yang melepasnya pergi.🍁 _________@@@_________ 🌸Fauzi, menjadi seorang militer masuk di Tim pasukan khusus, membuatnya mempertaruhkan nyawanya di Medan perang. Berhadapan dengan musuh bersenjata, dan di...