.
🌹🌹🌹
"gue pusing kali kalau lo minta gue kerjain sambil marah-marah gini, Nde!" gerutu Yusuf sembari menggusar rambut tebalnya saat melihat video mentahan yang sengaja Sande berikan untuk dirinya kerjakan.
Video yang sengaja Sande record waktu di Semarang. Karena memang Sande ambil video itu waktu luang tak membuat Sande menyia-nyiakannya. Katanya, hitung-hitung buat di upload.
"kenapa? Kamu dua hari ini diminta kemari sama Asmi buat kerja, kan? Makanya kerjain yang bener, baru juga dua foto yang kamu edit, sekarang Cuma tambah satu aja ngeluh."sanggah Sande berkacak pinggang.
Yusuf mendengus. Memang benar tapi, sebenarnya dia tidak mau. Tapi, karena Asmi memaksa dan mengancamnya kalau tidak mau akan mengantikannya dengan orang lain saat ada project di luar. Tentu saja Yusuf tidak mau, bukan hanya karena gajinya yang disayangkan, dia juga menyayangkan jarak yang bisa saja akan membuatnya jauh dengan kawan-kawannya.
"iya-iya."rajuk Yusuf yang langsung duduk di kursi tempat kerja Asmi. Mulai melanjutkan kembali mengedit video yang tidak terlalu ia kuasai tapi, kali ini akan ia coba, daripada mendengar gerutuan Sande yang pasti enggak akan ada habisnya.
"biasanya lo juga gak gini, ada masalah ya lo sama mereka?"gumam Yusuf bertanya tanpa mengalihkan tatapannya dari komputer di hadapanya.
Tempat kerja Sande yang memang berdekatan dengan meja tempat kerja Asmi pun kembali mendengus mendnegar gumaman kecil itu. Sande menyenderkan kepalanya di kursi miliknya dan mengurut keningnya yang sejak kemarin terasa pening saat Asmi tiba-tiba izin mau ke Jakarta nyusul Faiha.
"gak ada tapi, aku pusing, Suf! Rans kemarin dateng ke rumah Faiha. Gak tahu mau ada masalah apa lagi setelah ini."
Yusuf mengerutkan keningnya. Matanya beralih menatap Sande yang duduk di samping kanannya. "Rans? Bukannya dia kerja di rumah sakit Jawa Timur? Ngapain kesini?"
"ya mana aku tahu dia kok bisa sampai disini tapi, yang aku tahu dia ngelamar Faiha."
Mata Yusuf membola seketika. Bahkan dia hampir tersedak oleh ludahnya sendiri. Ia lepas headphone yang menempel di kepalanya. "lo seriusan, Nde?"
"ngapain juga aku bohong, Suf! Kalau boongan ngapain juga aku pusing-pusing beginian."sungut Sande yang mulai kembali mengomel.
"habis ngerjain tuntas hasil foto di Semarang kemarin, aku sama Asmi datengin rumah Faiha buat ngater bingkisan dari Ibu aku yang abis pulang dari liburan. Aku sama Asmi dengar semuanya dari mulut Rans. Setelah itu, malamnya juga Asmi langsung bilang mau ke Jakarta."
"terus gimana sama kelanjutan tuh project waktu di Semarang? Udah ada kabar?"tanya Yusuf berniat mengalihkan pikiran Sande. Dan benar saja, gadis itu kembali menegakan tubuhnya sembari menggeliat.
"Kerja kita sesuai target, Pak Kemal sendiri yang menghubungi ku kemarin siang."
Mendengar kalimat yang menimbrung secara tiba-tiba dan keluar dari jalur perbincangan membuat Sande reflek memutar tubuhnya menatap sumber suara.
"Faiha!" Gumam Sande sambil menahan tangisnya yang tiba-tiba ingin hadir.
"Faiha!" panggil Yusuf cukup lantang.
Studio malam ini sepi, bahkan setelah Yusuf memanggil Faiha yang masih berdiri diambang pintu utama pun kembali hening, hanya suara detak jam yang masih menggema di ruang itu. Tapi, yang semakin membuat Yusuf dan Sande tercengang adalah dua pria yang berdiri di belakang Faiha.
Yah, setelah dari Jakarta, Faiha memang langsung ke rumahnya untuk menjemput Rans yang kata kak Vara masih menunggunya.
Karena memang selama perjalanan pulang dari Jakarta barengan dengan Asmi, Faiha tak banyak bicara dengan pria itu. Hanya sesekali menawarkan Faiha untuk bergantian gendong Savish tapi, tetap saja Faiha menolak, dan setelah itu kembali tak ada lagi percakapan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dzikir Sendu Sang Perindu ✓
Novela JuvenilJika cinta meninggalkanmu, biarlah cinta pula yang melepasnya pergi.🍁 _________@@@_________ 🌸Fauzi, menjadi seorang militer masuk di Tim pasukan khusus, membuatnya mempertaruhkan nyawanya di Medan perang. Berhadapan dengan musuh bersenjata, dan di...