Jika cinta meninggalkanmu, biarlah cinta pula yang melepasnya pergi.🍁
_________@@@_________
🌸Fauzi, menjadi seorang militer masuk di Tim pasukan khusus, membuatnya mempertaruhkan nyawanya di Medan perang. Berhadapan dengan musuh bersenjata, dan di...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mojokerto, 2021
Dalam hitungan ketiga, Faiha mengangkat tangannya untuk mengetuk pintu dihadapannya. Seolah memantapkan hatinya sekali lagi untuk dia bisa bertemu dengan wanita yang hanya ia tau namanya telah membuat Fauzi tak lagi menjadi satu-satunya yang dia pikirkan. Mengabaikan aroma obat yang menyengat indra penciumnya.
"Assalamualaikum." pelan pintu itu terbuka, menampakan wanita paruh baya dengan wajah yang terlihat begitu layu.
"Faiha?" terkejut wanita itu menyebut nama Faiha.
Dengan senyum tenang, Faiha meraih tangan yang mulai berkeriput itu dan menciumnya, diikuti Sande, Asmi dan juga Yusuf.
"Beneran kamu, Faiha?"
Faiha mengangguk pelan. "Yah, aku akan menjenguk Tavisha."
Wanita itu terdiam, matanya yang entah hanya Sande saja yang melihatnya atau tidak, mata itu berkaca-kaca, tapi seperti tak ingin terlihat, wanita itu segera menunduk dan mempersilahkan Faiha masuk, hanya Faiha.
Satu langkah kaki Faiha masuk ruangan, pintu yang tertutup dan Ibu Fauzi yang berada di belakangnya membuat tangan dan kakinya dingin dan bergetar. Faiha mengepalkan tangannya, matanya berusaha menatap seseorang yang berbaring diam di atas brankar dengan mata yang menatapnya dengan tatapan kosong.
"Faiha?"
Senyuman Faiha menyemburat, mencetak dua ekspresi dari Ibu Fauzi dan juga Tavisha.
Sungguh, detik ini Faiha tak mampu berkata-kata, tangannya pelan meraih tangan yang seperti ingin meraihnya. Perempuan cantik dan begitu manis senyumnya ini membuat Faiha terkekeh begitu saja, Fauzi tentu menyukai perempuan secantik ini.
"Tavisha?"
"Yah, ini aku, dan ini bayiku." jawabnya sambil mengusap perutnya yang telah membuncit. Sambil ikut menatap yang di sentuh Tavisha dengan matanya pun Faiha diam-diam menahan air matanya dan perih dihatinya.
Ibu Fauzi pun begitu, dia sudah tau sebab dan akibat hubungan putranya yang telah kandas, dan dengan berat pula dia menahan air matanya ketika melihat gadis berjilbab dan manis seperti Faiha berusaha tersenyum melihat seorang gadis di depannya.
"Alhamdulillah, tidak terjadi apa-apa sama kalian."
Tavisha tersenyum, gigi gingsul perempuan itu terlihat jelas, matanya yang berbinar seperti meredupkan kembali pertahanan Faiha.
"Dia laki-laki, semoga dia bisa sekuat ayahnya."
Degg
Sontak jantung Faiha mengeluarkan degup yang begitu kencang. Tangannya seperti mengambang saat ingin menyentuh perut itu.
Ayahnya? Fauzi?
Sekilas Faiha terkekeh pelan, mengangguk, dia membenarkan. Pria itu memang tangguh, kuat dalam berprinsip, dan begitu penyayang, tapi sayangnya kasih yang pria itu berikan tidak hanya untuk dirinya saja.