Jika cinta meninggalkanmu, biarlah cinta pula yang melepasnya pergi.🍁
_________@@@_________
🌸Fauzi, menjadi seorang militer masuk di Tim pasukan khusus, membuatnya mempertaruhkan nyawanya di Medan perang. Berhadapan dengan musuh bersenjata, dan di...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tapi nyatanya, aku tak setangguh itu... Aku menyerah dengan membiarkanmu terlepas dari genggamanku.
Pintaku, tetap sama, Kembali, Uzi.Meski bukan aku tempatmu pulang, Ada harga diri yang harus kau perjuangkan.
•~Aih•~
🌹🌹🌹
Satu hari kemarin tak lekang dari rasa khawatir, dan takut. Faiha bahkan tidak bisa tidur, hanya terus mengerjap seperti malam-malam sebelumnya. Sesekali tertidur tapi, langsung kembali terbangun. Apa Fauzi sudah di temukan? Apa pria itu baik-baik saja? Yah, meski faktanya dia membenci pria itu, dalam hatinya dia masih mencintainya, tidak ingin hal buruk terjadi pada pria itu.
Sayangnya, dia tidak bisa apa-apa. Bahkan sekedar menyusul keluarga pria itu pun rasanya dia sangat tertatih. Bagaimana tidak, kalimat Tavisha, wanita yang kemarin menghubunginya, kembali menggoreskan luka dalam di batinnya, mengguncang pertahanannya yang berusaha tetap baik-baik saja.
Uzi, sulit dipercaya, pria yang telah di patri sebagai seseorang yang menjaga dan mampu menjemputnya dengan cara yang halal, kini telah berkhianat. Sungguh, air matanya pun merasa tak pantas keluar untuk menuntaskan kesakitan sebab ulah pria itu.
Apa kesungguhan hatinya yang telah tulus menanti Uzi menjemputnya tak tampak oleh mata pria itu? Mengingatnya, Faiha terkekeh pelan, mengalihkan matanya yang telah berkaca-kaca dengan terus memasukan peralatan yang akan ia bawa dan rekan-rekannya untuk jadwal hari ini.
"Gimana? Kita harus lebih awal sampai di lokasi, pengantinnya udah mulai di Make Up." suara berat Asmi memecah heningnya dini hari.
Yah, memang harus jam segini mereka memulai pekerjaannya. Memulai perjalanan menuju lokasi, dan memotret satu persatu momen bahagia dua insan yang hari ini di satukan.
"Udah." balas Faiha pelan.
Sande melirik Faiha, begitupun dengan Asmi, mereka melihat jelas mata itu begitu sembab, sangat ketara kalau gadis itu menangis semalaman, tapi hari ini tak akan mereka biarkan rekannya ini lagi-lagi dan lagi meratapi nasib cintanya yang malang ini.
"Mobil gimana?"tanya Asmi pada Yusuf.
"Beres, tinggal gas," jawab Yusuf bangga.
"Berdoa lebih dulu."Asmi memberi instruksi.
Asmi yang notabenenya terlihat lebih dewasa, dia patas di sebut sebagai leader di tim nya, meskipun Faiha yang membangun studio ini, tapi bagi mereka semua disini sama-sama, tidak ada yang lebih tinggi ataupun lebih rendah. Siapa yang benar maka dia yang akan mereka ikuti, dan sejauh ini Asmi belum melakukan kesalahan besar dalam tim nya.
Faiha, Sande dan Yusuf maju merapat, saling menengadahkan kedua tangannya dan menunduk khusyuk, doa di pimpin Asmi. Berakhir dengan hamdalah dan seketika mereka mulai melangkah menembus malam.