🌹🌹🌹
"Entah bagaimana yang benar, menyembunyikan sesuatu dan mendapatkan apa yang didamba, atau mengutarakan sesuatu dan kehilangan dengan cara yang tak terduga."
🌹🌹🌹
Yogyakarta
Di waktu yang sama dengan Rans yang mengetahui fakta itu, di tempat yang berbeda Faiha juga mengungkap fakta yang entah akan menjadi awal atau akhir dari permasalahan ini.
"Maksud kamu di depan kamera tadi apa, Faiha!" geram Sande tepat setelah acara yang diadakan paman Rans yang membahas projects foto editorial dengan tema A Man's Sadness, tapi malah menjadi ajang klarifikasi.
Masih dengan amarah yang tertahan, Sande mengusap wajahnya dengan kasar, tak ia pedulikan riasan tipis diwajahnya yang mulai pecah dan berkeringat. Penjelasan dari sahabatnya lebih penting dari hal sepele seperti itu.
"Jangan buat aku marah, karena tidak tau apa-apa, Faiha." lanjut Sande dengan mata yang kini intens menatap Faiha yang terduduk dengan kepala yang menunduk.
"Kenapa? Bukannya itu bagus? Semua bisa kembali normal, pekerjaan kita, subscribers balik lagi."
"Pikiran macam apa itu? Ha? Terus dengan begitu kamu membenarkan hubungan Fauzi dan Tavisha? Iya?" kilatan marah dari mata Sande terlihat jelas disana.
**
Flashback On
"Sebuah hal luar biasa sih karya kita bisa memenuhi target yang terhitung tinggi bagi para fotografer, tapi yah semua itu sudah ada yang mengatur, kita hanya perlu mensyukurinya dan semakin meningkatkan skill."
"Tapi, bukankah sebagian karya yang tercetak di majalah ini, potretan dari Faiha? Apa benar?" pembawa acara itu balik tanya, sambil menunjukan satu majalah yang bercover wajah tampan yang sempat menjadi model dadakan.
Pelan Sande mengangguk sambil tersenyum, takut-takut hal tak mengenakan terjadi. Sontak jawaban itu membuat sang pembawa acara entah darimana menampilkan raut cerah, dan seperti tanpa aba-aba, MC cantik itu berteriak menyebut satu nama hingga membuat penghuni acara ini mematung tanpa sebab.
Di hari dan jam yang sama dengan pergulatan Rans dan Tavisha, hal mengejutkan juga terjadi. Di hadapan banyak mata yang tengah menunggu kedatangan seseorang setelah nama yang hampir menjadi topik perbincangan di sosial media terucap dari salah satu presenter TV cantik pagi ini.
Para penonton menjadi semakin ricuh saat satu sosok berjalan begitu anggun menyambut sang MC yang telah menyapanya lebih dulu.
Tiga bintang tamu lainnya itupun ikut berdiri, Sande yang menjadi salah satunya pun menutup mulutnya tak percaya. Bukankah Faiha menolak hadir diacara ini, bagaimana bisa sahabatnya itu tiba-tiba datang dan Sudi tampak di media setelah merasakan hujatan di publik?
"Gue ngerasa gak enak." gumam Asmi yang berdiri disamping Sande pun membuat Yusuf mengangguk samar.
"Semoga gak ada apa-apa." balas Yusuf tak kalah pelan.
Sande langsung menarik tangan Faiha agar bisa berdiri disampingnya, lalu menggenggam tangan itu begitu erat. Beberapa hari dia tak melihat sahabatnya ini, dia merindukannya dan entah darimana dia merasa tak nyaman sejak mendengar nama Faiha terlontar dari bibir MC cantik ini.
"Boleh dong kita mulai QnA?" riang MC itu berseru setelah mempersilahkan empat bintang tamu itu duduk di sofa yang telah disediakan dengan sorotan kamera yang dimana-mana dan itupun siaran langsung.
"QnA?" tangkas Sande tak mengerti.
Bukankah bagian itu sudah mereka lakukan bersama Asmi dan Yusuf yang membahas soal projects yang menjadi viral itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Dzikir Sendu Sang Perindu ✓
Ficção AdolescenteJika cinta meninggalkanmu, biarlah cinta pula yang melepasnya pergi.🍁 _________@@@_________ 🌸Fauzi, menjadi seorang militer masuk di Tim pasukan khusus, membuatnya mempertaruhkan nyawanya di Medan perang. Berhadapan dengan musuh bersenjata, dan di...