by sirhayani
part of zhkansas
...
"KAISAAAR! AYO SEMANGAAAT!" Para siswi berteriak menyemangati salah satu pemain inti tim basket sekolah yang digadang-gadang akan menjadi kapten basket selanjutnya.
Melviano Kaisar Alfarian.
Salah satu hal yang membuatnya terkenal adalah nama panggilannya. Kaisar. Sebuah nama yang akan selalu membekas di ingatan orang lain. Namanya bagus. Namanya berwibawa. Namanya keren. Namanya unik. Namanya seperti gelar penguasa tertinggi dalam sebuah wilayah yang menganut sistem imperium.
Lalu, orang-orang yang melihatnya dari dekat, terutama cewek-cewek pengemar komik historical, akan menganggapnya seperti kaisar tiran yang tampan.
Dia selalu menjadi pusat perhatian meskipun diam. Apalagi di situasi sekarang, di mana cowok berperawakan tinggi yang menjadi idaman para cewek itu sedang berpanas-panasan di bawah terik matahari sembari melakukan dribbling bola basket.
Para siswi tak akan pernah mau melewatkan kesempatan untuk melihat sebuah tontonan menyenangkan sekaligus menyegarkan mata. Bukan hanya tampangnya yang menarik perhatian, tetapi caranya bermain basket yang keren dan tatapan serius yang selalu membuat kaum hawa meleleh.
Ehem..., termasuk aku.
Aku tidak sedang bercanda. Aku memang menyukainya dalam diam. Akan tetapi, tak mungkin aku berani mendekati cowok dingin itu dengan terang-terangan seperti seorang kakak kelas yang saat ini menunggu di pinggir lapangan sambil memegang sebotol minuman.
Aku mebatasi dan menganggap perasaan ini sebagai sebuah kekaguman karena aku menyadari posisiku. Aku sama dengan cewek-cewek di bawah sana yang berteriak ataupun cewek-cewek di lantai 2 ini, yaitu fangirling hanya untuk bersenang-senang. Beberapa dari mereka juga punya pacar masing-masing.
Karena semua tahu, tak ada cewek yang bisa menarik perhatian seorang Kaisar.
Semua yang mendekatinya adalah cewek-cewek tercantik di sekolah dan hampir semua dari cewek-cewek itu memutuskan untuk menembak Kaisar, tetapi Kaisar langsung menolaknya. Maka dari itu, mereka yang merasa memiliki tampang pas-pasan akan sadar diri dan memilih untuk sekadar mengagumi.
Bahkan beredar rumor bahwa Kaisar selalu menolak cewek karena dia homo. Namun, para fanatiknya langsung memasang badan untuk membela Kaisar yang telah difitnah dengan sembarangan oleh kaum iri dengki dan timbullah rumor baru, yaitu Kaisar menolak para cewek karena Kaisar lebih fokus pada pendidikannya dibanding mengejar cinta.
Pertandingan ini adalah pertandingan basket antar sekolah dalam rangka persahabatan. Bukan hanya Kaisar yang jadi perhatian, tetapi beberapa cowok dari sekolah lawan yang memiliki tampang di atas rata-rata juga menjadi perhatian cewek-cewek sekolah ini.
Penonton tak hanya ada di pinggir lapangan, tetapi ada juga di lantai dua deretan kelas XI IPA. Aku ada di lantai dua ini bersama beberapa siswi lainnya yang menikmati tontonan dari atas. Tak jarang juga ada cowok-cowok yang menonton karena permainan yang semakin seru.
Walaupun aku tak bisa melihatnya dari dekat, tetapi dari atas sini aku bisa melihat cara bermainnya yang keren dan mengesankan itu.
"Hari ini dia makin ganteng aja!" seru Ivy, teman sebangkuku.
Di sampingku, Denallie berteriak dengan kencang. "COWOK GUE!"
"Enak aja. Dia tuh cowok gue!" balas Ivy tak mau kalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time Paradox
Teen FictionSELESAI ✔️ Aku memejamkan mata. Ingatan samar kembali muncul. Kegelapan dan sesuatu seperti petir muncul di mana-mana. Hawa panas, rasa takut, tangisan pilu yang terus memanggil-manggil papa. Rasa terbakar di kaki yang bekasnya sampai sekarang. Inga...