25

6.3K 765 15
                                    

by sirhayani

part of zhkansas

...

Orang gila.

Dia pasti kerasukan iblis mesum ketika dalam perjalanan pulang.

Apa dia lewat kuburan?

Tidak! Aku harus segera memikirkan sesuatu yang masuk akal. Pikiranku jadi aneh dan tak beraturan karena cowok ini.

Kugerakkan kepalaku hingga gigiku berhasil menangkap ibu jarinya yang masih berada di bibirku. Aku menggigit jarinya kuat-kuat, tetapi dia malah bergeming menatapku. Aku segera menjauhkan diri dan menjaga jarak darinya.

"Gue cuma bercanda. Ngapain juga gue nyium lo?" ujarnya, lalu berlalu melewatiku.

Aku berbalik dan menatap punggungnya yang menjauh. Dia bercandaannya kenapa memalukan begitu, sih? Aku berlari dan sengaja menyambar lengannya. Ketika berhasil melewatinya, aku berhenti sesaat hanya untuk memelototinya dengan kesal.

"Apa?" tanyanya sambil menaikkan alis.

Dasar gilaaaa! Aku ingin berteriak di depan wajahnya, tetapi aku terlalu lelah dan segera melanjutkan lariku hingga tiba di dalam kamar. Tak lupa mengunci pintu. Aku tak sadar bersujud di dalam selimut yang menutupi seluruh tubuhku.

"Gila!" teriakku sambil memukul kasur. Walau Kaisar bercanda tentang pertanyaannya yang ingin menciumku, tetapi apa yang Kaisar lakukan terlalu axsvkhmzd.

Saat dia memasukkan ibu jarinya ke dalam mulutku, itu benar-benar membuatku shock berat. Rasanya merinding dan ada sensasi aneh.

Belakangan ini selalu muncul pemikiran di benakku bahwa Kaisar menyukaiku juga. Aku tahu Kaisar seperti apa terhadap cewek lain. Semua juga tahu bagaimana Kaisar saat berhadapan dengan cewek. Aku berpikir Kaisar menyukaiku karena tingkah Kaisar yang berbeda hanya padaku.

Namun, rasanya tak mungkin jika Kaisar menyukaiku. Mustahil, bukan?

Itu hanya perasaanku saja karena aku terlalu percaya diri. Iya, itu pasti karena aku terlalu tak tahu malu sampai punya pemikiran yang halu.

***

Aku melirik jendela yang gordennya terbuka. Hari sudah malam. Aku bahkan sudah makan malam bersama Kaisar tanpa Mama dan Papa.

Alasan mengapa suasana sepi sore tadi karena ternyata Papa pergi menghadiri sebuah acara penting yang mengharuskan Mama untuk ikut. Mama tidak membangunkanku ketika aku tertidur nyenyak. Bibi yang mengatakan informasi itu setelah Bibi melihatku yang keluar dari kamar setelah aku mengurung diri karena memikirkan tingkah menyebalkan Kaisar. Bahkan pesan yang aku kirim setengah jam lalu belum juga dibalas oleh Mama. Aku tak mengirimkan pesan dua kali atau menelepon Mama karena sepertinya Mama sedang sibuk di acara itu.

Sekarang, aku sedang bertengkar dengan menahan diri dari rasa panas di sekujur tubuh bagian kiriku. Ini tidak separah malam saat makan malam bersama keluarga Dena, tetapi juga tidak sebentar seperti malam itu. Sudah berapa menit berlalu aku merasakan ini? Entahlah. Aku tak tahu, tetapi waktu terasa berjalan lambat.

Aku tak tahan lagi untuk berendam di kolam renang. Tak peduli hari sudah malam. Baju kaos longgar dan celana selutut yang aku gunakan karena aku hanya berniat untuk berendam dan membiarkan kulitku terkena air kolam secara langsung.

Kubuka pintu kamarku dengan hati-hati. Entah kenapa, aku tak mau Kaisar tahu. Aku segera menuruni tangga dengan kaki telanjang. Tiba di tepi kolam renang, aku langsung turun dengan hati-hati dan langsung merasa nyaman. Dinginnya air kolam dan malam hari membuat kulitku merasa lebih baik.

Time ParadoxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang