by sirhayani
part of zhkansas
...
Apa yang harus aku lakukan? Aku tidak punya tujuan hidup di zaman ini. Semua terlalu berbeda dengan zaman di mana aku hidup.
Kutatap Profesor yang sedang menaruh gelasnya di meja. "Apa kamu mau mengatakan sesuatu ke saya?"
"Di sini ada internet, kan?" tanyaku.
"Tentu," balasnya singkat. "S-162. Bawa dia ke ruangan 5."
Aku menoleh pada sebuah robot yang melangkah ke arahku. Robot itu berhenti di hadapanku, lalu berbalik dan kembali berjalan. Aku menatap Profesor yang tak lagi mengatakan apa-apa. Padahal aku sudah menyiapkan jawaban jika dia bertanya mengapa aku tiba-tiba butuh internet.
Segera kuikuti robot S-162 yang berjalan menuju ruangan yang dimaksud oleh Profesor. Dia berhenti di sebuah ruangan dan membuka pintunya, lalu mempersilakanku untuk masuk. Aku segera memasuki ruangan yang dipenuhi oleh komputer berukuran besar. Aku memilih yang terdekat, lalu duduk sebuah kursi.
Aku tiba-tiba ingin mencari tahu sendiri tentang Profesor River. Mungkin saja dia termasuk orang terkenal dan bisa dengan mudah aku temukan biografinya di internet. Aku ingin memastikan dia orang yang seperti apa sehingga bisa lebih baik dalam menentukan jalan hidupku nantinya.
Aku membuka sebuah peramban. Meski logonya bahkan tak mirip dengan peramban di abad 21 karena teknologi yang semakin maju, tetapi aku cukup bisa menjalankannya karena memiliki fungsi yang sama. Aku mengetik di kolom pencarian. Kumasukkan nama Profesor River dan segala artikel tentangnya muncul. Fotonya dengan berbagai warna kemeja bahkan terpampang paling atas. Senyum angkuhnya selalu muncul di setiap foto. Tak seperti Profesor River yang selama ini aku tahu. Foto-foto itu memberikan atmosfer seorang laki-laki dewasa yang suka bersikap seenaknya.
Aku membaca beberapa artikel tentangnya. Bahkan biografi hidupnya. Profesor River adalah jenius muda yang gila. Dia pernah ingin membuat penemuan di mana dia bisa menghidupkan orang yang sudah mati, tapi gagal karena penelitiannya membuat mayat menjadi mayat hidup yang mengerikan. Untung saja mayat hidup itu segera dibasmikan oleh tentara negara. Aku merinding, tetapi aku harusnya tak perlu heran lagi dengan dunia yang semakin tua dan ambisi manusia semakin tak terduga di tengah teknologi yang semakin maju.
Sebuah artikel mengatakan bahwa empat tahun ini Profesor River tak pernah lagi memunculkan diri di depan media. Padahal Prof. River termasuk orang yang narsis. Orang-orang berpikir bahwa dia tampaknya meneliti sesuatu. Penelitian itu apa alat teleportasi? Dan juga ... aku? Mengingat waktunya tepat empat tahun lalu.
Pemerintah sampai tak berani mengganggu Profesor River, tetapi tentara negara tetap mengawasi sekitar gedung tempat Profesor meneliti karena mereka menakutkan kejadian seperti mayat hidup yang berkeliaran akan terulang lagi.
Meski pemerintah tahu bahwa Profesor River adalah jenius muda yang gila, tetapi mereka tetap membiarkan Profesor River berlaku seenaknya tanpa peduli sifat gila Profesor bisa saja akan membuat negara ini menjadi hancur. Mereka terlalu membiarkan Profesor karena negara ini sudah terlalu banyak menyia-nyiakan orang jenius. Mereka tak ingin Profesor River menjadi anjing negara lain.
Ah, kalimat di artikel itu mengenai anjing negara membuatku tak nyaman membacanya. Apa penulisnya tak memiliki istilah lain? Aku menggeleng dan kembali membaca paragraf berikutnya.
Profesor River tak tertarik pada wanita maupun pria. Artikel ini mengatakan bahwa dia adalah seorang aseksual. Padahal banyak yang antri untuk menjadi kekasihnya. Pemerintah yang ingin membuat River kedua pun tak bisa melakukan cara klasik, yaitu dengan membesarkan anak-anak River dari seorang atau lebih wanita karena kecerdasan seorang anak tidak diturunkan dari Ayah melainkan dari Ibu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time Paradox
Novela JuvenilSELESAI ✔️ Aku memejamkan mata. Ingatan samar kembali muncul. Kegelapan dan sesuatu seperti petir muncul di mana-mana. Hawa panas, rasa takut, tangisan pilu yang terus memanggil-manggil papa. Rasa terbakar di kaki yang bekasnya sampai sekarang. Inga...