by sirhayani
part of zhkansas
...
Aku tidak pernah punya kehidupan sekolah yang tidak menyenangkan sampai akhirnya hari ini datang.
"Please, bantuin gue yaaa. Suruh Kaisar pulang bareng gue." Dena menghadangku ketika aku ingin keluar kelas, memegang lenganku dan menggerakkannya dengan brutal, lalu sekarang meminta sesuatu yang mustahil? Dia memandangku sambil memasang tampang puppy eyes. "Lo pesen driver online aja kayak biasanya gimana? Kan lo udah biasa pulang sendiri. Bantu calon adik ipar lo ini, dong. Ya? Ya?"
"Nggak!" balasku dengan tegas. Bahkan jika posisiku benar-benar adalah saudari Kaisar, aku pasti akan lebih kesal lagi sekalipun Dena adalah temanku. Kesal karena sikapnya yang menjengkelkan. Mungkin ini yang Kaisar rasakan saat aku memaksa untuk ikut di atas motornya pertama kali. Waktu itu kan tujuanku memang ingin membuat kaisar kesal padaku, tetapi Dena tidak mungkin sengaja untuk membuatku kesal kan? Tak ada untungnya baginya.
"Atau lo minta ke Kaisar aja langsung," kataku, sudah malas meladeni.
"Dia nggak mungkin mau!" seru Dena.
Aku berteriak. "Itu lo tahu!"
Ivy berdiri di tengah-tengah dan berhasil memisahkan kami. "Haiii, kalian berdua kenapa, sih? Siang-siang gini berantem. Kepala makin kebakar, tahu!"
"Tiara?" panggil Dena, membuatku memandangnya dengan malas. "Kita kan udah bukan rival lagi. Sekali-kali ngalah, kek?"
ARGH! Aku lelah!
"Oke, gue minta Kaisar buat nganterin lo," kataku, membuat Dena menyatukan tangannya dan memandangku penuh harap. Kenapa sih dia menjadi seperti ini? "Tapi kalau Kaisar nggak mau, ya udah. Gue nggak bisa maksa. Gue juga sayang nyawa kali."
"Oke!"
Dena lalu menarikku dan berlari membawaku ke parkiran. Aku menyuruhnya untuk berhenti di jarak yang lumayan jauh. Kaisar sudah ada di parkiran dan langsung bisa melihatku. Aku mendekatinya sambil berlari dan berhenti di depan Kaisar sambil menghela napas panjang.
Kaisar memberikan helmku. "Ayo cepat."
"Kita nggak bareng," kataku. Kaisar jadi mengurungkan diri untuk menaiki motor dan menatapku. "Lo mau nggak pulang nganterin Dena? Temen gue yang di sana—" Ucapanku terhenti karena Kaisar menarik pergelangan tanganku.
"Naik!" serunya, lalu dia mengambil helmku di tangan dan memakaikannya di kepalaku. "Cuma lo yang boleh naik motor gue."
Kata-katanya membuat perasaanku jadi aneh. Kutatap Dena sambil menggeleng kencang.
"Cepetan naik!" serunya. Tak berteriak, tetapi terasa menusuk.
"Iyaaa!" balasku sambil naik ke atas motornya. Kutatap Dena sekali lagi dan hanya bisa menggeleng. Aku menyadari Dena memandangku tak seperti biasanya. Apakah itu tatapan kecewa? Wajahnya terlalu serius. Kulambaikan tangan pada Dena yang masih bergeming. "DAAAH! LAIN KALI!"
Dena akhirnya menaikkan tangannya dan melambai dengan semangat. Aku meluruskan pandanganku setelah sebelumnya wajahku tak lepas memandang Dena. Kupegang jaket Kaisar seperti biasanya, lalu lagi-lagi aku menghela napas panjang.
Aku malas bicara sehingga perjalanan kali ini terasa lama. Ketika kami tiba dan Kaisar menghentikan motornya di halaman rumah, aku langsung turun dan berniat untuk lari tanpa mengatakan apa-apa pada Kaisar. Namun, Kaisar menahan tanganku dengan cepat. Membuat kami sama-sama berhenti di teras rumah, saling memandang dalam keheningan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time Paradox
Novela JuvenilSELESAI ✔️ Aku memejamkan mata. Ingatan samar kembali muncul. Kegelapan dan sesuatu seperti petir muncul di mana-mana. Hawa panas, rasa takut, tangisan pilu yang terus memanggil-manggil papa. Rasa terbakar di kaki yang bekasnya sampai sekarang. Inga...