Selamat pagi, siang, sore, malam, kapanpun kalian membaca cerita ini.Sebelum membaca akan lebih baik jika teman-teman semua memberi jejak berupa bintang berwarna orange di pojok kiri. Apalagi kalo ditambah komen, beuhh mantap wkwkwk
Kalo udah vote, selamat membaca semuanya!
Buat pembaca ghoib, kalian terus kupantau!
Wkwk bercanda.
Yaudah, selamat membaca semua!!
"Sha, syaratnya cuman satu nak. Harus ada seseorang yang bisa menjaga kamu disana"
Marsha menghembuskan nafasnya lega. Ternyata syarat dari Jinan dan Cindy tidak seberat yang ia kira.
"Ohh, kalo gitu mah gampang bun, Kevin mau kuliah di Jakarta juga. Dia pasti jagain aku kok, bunda sama ayah kan kenal Kevin gimana orangnya"
Jinan menggeleng. "Maksud ayah bukan gitu marsha"
Marsha menaikkan alisnya sebelah kebingungan. "Trus? Maksud ayah sama bunda apa?"
"Kamu harus menikah terlebih dahulu" kata Jinan.
Marsha membalalakkan matanya. Apakah Jinan dan Cindy sedang bercanda? Tapi wajah mereka tak menunjukkan kalau mereka tidak sedang bercanda.
"Ayah bercanda kan?" Tanya Marsha untuk memastikan kata-kata yang baru saja Ia dengar.
Sekali lagi Jinan menggelengkan kepalanya.
"Ayah serius nak"
Marsha langsung diam sejenak. Otaknya masih memproses semua ini.
"Yah, ngak ada opsi lain?" Tanya Marsha.
Jinan diam sejenak.
"Antara kamu menikah, lalu kuliah. Atau kamu harus menunda keinginan kamu untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi" jelas Jinan.
Mata Marsha berkaca-kaca mendengarnya. Ia memalingkan wajahnya dari Cindy dan Jinan.
Jinan berdiri dari tempat duduknya lalu mendekat pada putrinya dan memeluknya. Tapi Marsha sama sekali tak membalas pelukan tersebut.
Marsha tak mengerti mengapa dadanya tiba-tiba terasa sesak. Ia berusaha untuk menahan air matanya, agar tidak tumpah didepan Cindy dan Jinan.
Namun semua itu sia-sia. Karena pada akhirnya Marsha tak kuasa untuk menahan air matanya.
"Ayah, Marsha bingung"
•◇•
"Tumben banget lo nyebat, biasa juga ditawarin ngak mau" komentar Jasson ketika melihat Zee menghisap batang rokok itu.
Pasalnya Zee sangat jarang menyentuh barang ini semenjak bangku SMA di tahun terakhir. Tapi entah kenapa tiba-tiba malam ini Zee malah terlihat sangat menikmati rokok yang sedang ia hisap.
"Lagi pengen aja gua" jawab Zee santai.
"Yakin lo lagi pengen aja? Lo pasti lagi ada masalah ini" sangkal Ollan.
"Sotoy lu Lan, ilmu dari indosiar jangan lo pake mulu" celetuk Jasson.
"Sembarang mulut lo, mati-matian gue ngelarin kuliah, lo bilang ilmu gue dari film azab?!" Ketus Ollan.
"Ini gue yang nyebat, tapi kenapa lo berdua yang ribut sih?" Ucap Zee kesal.
Jasson menggaruk kepalanya yang tidak gatal tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kamu, dan Kita [END]
ChickLitTentang bagaimana seorang Marsha Lenathea dan Arzhie Adriano Harlan bisa mengubah kata "aku" dan "kamu" didalam kamus hidup mereka menjadi satu kata. Kita.