Aku, Kamu, dan Dia [15]

3.7K 307 8
                                    

Kevin mendaratkan sebuah pukulan di pipi kanan Zee sampai Zee terjatuh karena pukulan itu.

Belum sempat Zee bangkit kembali, Kevin langsung mencengkam kerah kemeja milik Zee, dan menonjok kembali sisi wajahnya yang lain.

"BAJINGAN LO ARZHIE!" Kata Kevin sambil memukuli Zee.

"LO TAU?! ADA BANYAK ORANG YANG MAU POSISI LO ZEE!"

Zee tak melawan. Zee pun bingung, mengapa malam itu Zee tidak membalas pukulan dari Kevin. Jika dilihat-lihat, Zee masih bisa melawan Kevin, walau badannya lebih pendek dari pada Kevin.

"Vin, udah. Gua ngak kuat lagi"

Zee terlihat sudah sangat kewalahan. Kevin pun berhenti memukuli Zee.

Sebenarnya bisa saja Kevin menghajar Zee habis-habisan malam itu, namun Kevin masih memiliki rasa kasihan pada putra pamannya itu.

Malam itu Kevin tak membiarkan Zee pulang bersama Ashel. Kevin mengantarkan Zee kembali kerumahnya.

○◇○

Sudah 30 menit lamanya Ashel menunggu Zee di lobby mall ini, tak ada tanda-tanda kedatangan Zee. Awalnya Ashel mencoba menelpon Zee mencari kabar, tapi Zee tidak mengangkat telepon dari Ashel

Ashel akhirnya bergerak menuju tempat parkir mobil Zee. Ketika sampai, Ashel menemukan mobil Zee disana, hanya mobilnya.

Dan lagi, Ashel mengambil ponselnya dan mencoba menghubungi Zee untuk kesekian kalinya.

"Zee, kamu kemana sih?" Monolog Ashel.

Beberapa kali Ashel mencoba menghubungi Zee. Dan hasilnya sama saja, tak ada jawaban. Dan pada akhirnya Ashel harus meminta Andreas untuk menjemputnya.

Malam ini hujan turun cukup deras. Alunan lagu jazz mengalun, mengisi sunyinya mobil ini. Andreas sengaja tak mengajak adiknya bicara, membiarkan adiknya tenang dari tangisannya terlebih dahulu.

Bukannya semakin mereda, tangisan Ashel semakin menjadi. Awalnya Ashel menangis tanpa bersuara, hanya menitihkan air mata. Sekarang sudah mulai sesegukan.

"Udah Cel" Andreas mencoba menenangkan Ashel sambil fokus menyetir.

Ashel yang sedang menatap jendela mobil, langsung menyeka air matanya, mengatur napasnya.

"Cel, Mas harus bilang sama Acel dengan cara apa lagi sih Cel? Tolong kamu lupain Zee. Percuma kalian pertahanin hubungan kalian, kamu tau kan Papanya Zee gimana, lagi pula kita ngak ada yang tau, apakah Zee bakal setia"

"Zee bilang sendiri dia bakal selalu sayang sama aku mas" sangkal Ashel tanpa mengubah posisinya yang masih menatap jendela mobil.

"Ok, kita bisa bilang bakal selalu sayang sama kamu, tapi masa depan ngak ada yang tau Cel, 4 tahun bukan waktu yang singkat"

Ashel tak menanggapi ucapan Andreas barusan, menatapnya saja tidak.

Andreas tau Ashel tak suka dengan pendapatnya barusan. Andreas menghembuskan napasnya dengan berat.

"Kamu tau Cel, Mas cuman mau yang terbaik buat kamu"

"Aku tau yang terbaik buat aku"

"Mas udah bilang berkali-kali Cel, 4 tahun itu bukan waktu yang singkat"

Aku, Kamu, dan Kita [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang