Selamat pagi, siang, sore, malam, atau kapanpun kalian membaca part ini, dan dimanapun kalian membaca part ini.
Saya hanya ingin mengingatkan. Alangkah baiknya jika kalian meninggalkan jejak disini. Berupa vote dan juga comment.
Okayy, selamat membaca semuanya!
Enjoy
______________________________________
Marsha masih diam. Duduk di bibir kasur itu, menatap mata yang indah itu. Ya, Marsha rasa, mata dari pria dihadapannya saat ini adalah mata terfavoritnya.
Begitu pula dengan Zee, matanya tak pernah lepas dari mata Marsha.
Zee menempelkan keningnya pada kening Marsha, merasakan deru napas Marsha, setelah lima menit, ia menjauhkan wajahnya.
Ia memegang pipi Marsha, lalu mengusapnya dengan jempolnya.
Lalu tersenyum pahit, dengan mata yang berkaca-kaca. Begitu pula dengan Marsha.
Selang beberapa detik, Zee menangis. Awalnya hanya sebuah tetesan air pipinya, tak lama kemudian Zee mulai terisak.
Marsha langsung mengubah mimik wajahnya menjadi khawatir. Marsha menarik Zee kedalam pelukannya, mencoba menenangkan laki-laki yang sedang berada didalam pelukan.
Zee menyandarkan dagunya di pundak Marsha, begitu pula sebaliknya.
"Marsha" lirih Zee.
Marsha mengangguk, sambil mengelus punggung belakang Zee.
"I'm here, Kak Zee" sahut Marsha.
Zee semakin menguatkan pelukannya. Dan semakin menangis kejar.
"I still love her"
Empat kata ini menusuk Marsha, dadanya terasa sesak. Air mata terlihat mengalir dari pipinya.
"I still love her, Sha"
Sekali lagi kata-kata itu terucapkan dari lidah Zee.
Marsha mengelus punggung Zee, mencoba mengerti perasaannya saat ini, walau hatinya terasa sakit.
Beberapa menit lalu, Marsha hampir dibuat jatuh suka oleh laki-laki dihadapannya, dan sekarang keadaan malah seperti ini.
"Dia bakal balik kok, Kak Zee tenang aja" Marsha mencoba menenangkan.
Marsha mengelus kepala Zee yang tertidur di pangkuannya. Zee terlihat lelah, maka dari itu Marsha menemani Zee sampai benar-benar tertidur. Dan sekarang sepertinya Zee sudah benar-benar tertidur.
Perlahan-lahan Marsha mengangkat kepala Zee, mengambil bantal, lalu meletakkannya disana. Akhirnya setelah satu jam berada di kamar Zee, Marsha bisa kembali ke kamarnya.
Marsha meletakkan kepalanya diatas bantalnya, mencoba untuk membawa dirinya ke alam mimpi. Tapi tidak bisa, pikirannya masih larut dalam kejadian tadi.
Saat Zee mengecup bibirnya. Jujur saja, itu ciuman pertamanya, dan pastinya ia ingin cinta sejatinyalah yang pertama kali menciumnya. Tapi setelah ia pikir-pikir, ini juga salahnya, kenapa ia masuk kedalam kamar Zee ketika Zee sedang mabuk? Pastinya orang mabuk tidak bisa mengendalikan dirinya. Dan juga mengapa ketika Zee mencium bibirnya, Marsha tidak menolak?
![](https://img.wattpad.com/cover/333194857-288-k899879.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kamu, dan Kita [END]
ChickLitTentang bagaimana seorang Marsha Lenathea dan Arzhie Adriano Harlan bisa mengubah kata "aku" dan "kamu" didalam kamus hidup mereka menjadi satu kata. Kita.