Aku, Kamu, dan Kita [32]

3.6K 320 21
                                    

Woi, sebelum baca jangan lupa vote, kagak usah pelit dah, cuman minta pencet bintang di pojok kiri doang bang, biar gw jadi bersemangat nulis dan sering update

Awas lu pada yg kaga vote, gw tandain lu!

Jangan lupa komen sebanyak-banyaknya!

Kalo udah....

Happy reading!


_______________________________________

Setelah dari ruang operasi, Marsha dipindahkan ke ruang pemulihan dan dilakukan observasi selama kurang lebih 2 jam, lalu dipindahkan ke ruang rawat inap.

Dokter bilang, kondisi Marsha cukup baik, luka robekan tidak terlalu dalam. Kata dokter, Marsha baru akan sadar sekitar 6 jam lagi, bahkan bisa lebih.

Selama itu pula Zee menunggu Marsha. Tangannya terus menggenggam tangan istrinya. Bola matanya sudah berubah menjadi kemerahan dan bengkak karena menangis.

Ceklek.

Suara pintu terbuka, membuat Zee memalingkan wajahnya kearah pintu. Seorang wanita paruh baya dan anak perempuannya masuk dan berjalan mendekat padanya. Zee melepas tangan Marsha, lalu segera memeluk wanita paruh baya itu.

Zee menangis dalam pelukan sang ibu, Shani yang mengerti keadaan putranya, hanya bisa memintanya untuk bersabar.

Shani mengajak Zee makan terlebih dahulu, karena sejak tadi, Zee belum menyentuh makanan, kata Jasson. Shani pun mengetahui kabar tentang kejadian ini dari Jasson, Zee belum sempat mengabari orang tuanya, maupun mertuanya.

Mereka sekarang duduk di sofa yang tersedia di ruang rawat inap ini. Shani menyuapi anaknya dengan telaten, seperti dulu ketika Zee masih kecil. Sedangkan Christy, dia duduk di sofa seberang tempat Zee dan Shani duduk.

Jujur saja, Christy juga ikut shock mendengar kabar tadi. Karena dia juga cukup dekat dengan Marsha, sebab beberapa kali Christy menginap di rumah Zee, dan mengobrol dengan Marsha.

Setelah Zee lebih tenang, Shani menanyakan tentang kejadian ini. Bagaimana semua ini bisa terjadi. Setelah selesai bercerita, Shani menyuruh Zee untuk mengabari mertuanya tentang keadaan Marsha.

Lagi-lagi ketika menceritakan apa yang terjadi, Zee kembali menangis. Malam ini Zee menemukan titik terendah hidupnya saat ini.

Zee tertidur dalam pangkuan Shani malam ini, hal ini sebenarnya cukup Zee rindukan. Apalagi semenjak menikah.

Paginya, Zee terbangun, dia melihat Shani baru saja masuk kedalam kamar ini, sambil membawa makanan.

"Zee, mandi dulu sana, mama udah bawain baju kamu, habis mandi, kamu makan ya, mama udah bawain makanan" ucap Shani.

Zee mengangguk. Dia segera bangkit dari sofa tempatnya tidur dan berjalan masuk ke kamar mandi.

Setelah selesai mandi, Zee menyantap sarapan yang dibawakan Shani untuknya. Shani tidak ikut sarapan, karena dia sudah lebih dulu sarapan.

"Christy mana, ma?"

"Udah berangkat kuliah tadi"

Zee mengangguk paham.

"Ma, aku masih nggak bisa tenang"

"It's ok, Zee. Itu wajar, mama tau kamu lagi berduka"

"Aku nggak pernah bayangin hal ini bakal terjadi"

Shani diam, dia tidak tau harus menjawab apa. Dia lebih memilih untuk mengelus punggung putranya.

Setelah selesai makan, Zee meraih ponselnya.

Aku, Kamu, dan Kita [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang