Zee menyeruput segelas kopi di teras rumahnya. Sambil membaca berita dari tablet yang ia letakkan di pahanya.
Marsha berjalan melalui Zee yang sedang duduk itu. Zee melirik Marsha yang baru saja lewat didepannya.
"Woi, uhuy!" Seru Zee.
Marsha yang sudah berada sepuluh langkah dari Zee langsung membalikkan badannya.
"Kenapa?"
"Mau kemana?"
"Kepo!"
"Jangan lupa kabarin! Jangan pulang malam!"
Marsha langsung meninggalkan Zee, dan menghampiri taksi online yang sudah ia pesan.
Marsha duduk disebuah meja, di salah satu kafe dekat kampusnya. Ia menunggu seseorang yang baru saja Ia kenal sekitar seminggu lalu. Jangan tanya dari mana Marsha bisa kenal dari mana orang ini, intinya Ia mengenalnya dari dating apps.
Ada dua alasan mengapa Ia mau diajak "kencan" dengan laki-laki ini.
Yang pertama, karena laki-laki ini juga sedang menempuh pendidikan magister di kampus yang sama dengannya, jadi ia tak terlalu takut, karena ia juga sudah sering dengar tentang laki-laki ini.
Dan yang kedua, karena Zee. Ya, karena Zee. Dia pikir, Zee saja punya pacar, masa dia tidak punya pacar.
"Marsha Lenathea ya?" seorang laki-laki jakung dengan tubuh atletis menghampirinya.
Lamunan Marsha terbuyarkan oleh suara berat itu. Ia langsung menoleh kearah laki-laki itu.
"Eh, iya Kak. Kak Fadel ya?"
Pria itu tersenyum dan mengangguk. Marsha langsung mempersilahkan Fadel untuk duduk dihadapannya.
"Maaf ya Sha, kamu harus nunggu, aku tadi kejebak macet"
Marsha mengangguk. Bukan masalah.
"Kamu udah pesen makan?" Tanya Fadel.
"Belum Kak, tadi aku nungguin kamu"
"Oh gitu. Yaudah, kamu mau makan apa?"
"Aku samain aja sama Kak Fadel"
Fadel mengangguk paham. Fadel memanggil salah satu pelayan di kafe ini, dan memesan dua buah new york cheesecake, dan juga untuk minumnya caramel macchiato.
"Gimana kuliahnya Sha?" Tanya Fadel basa basi.
"Sejauh ini masih lancar" jawab Marsha.
Fadel mengangguk paham. "Oh iya, kamu belum punya pacar kan Sha?" Tanya Fadel.
Marsha menggeleng.
"Ngak ada kok" jawabnya. Marsha tidak berbohong, karena memang ia tak punya pacar, melainkan suami.
"Ya baguslah kalo gitu"
"Kenapa?"
"Aku bisa sat set sat set"
"Sat set sat set?"
"Pdkt sama kamu"
Marsha tersenyum kaku mendengarnya. Sedangkan Fadel, dia terkekeh sendiri, mungkin selera humornya buruk.
"By the way, nama kamu bagus banget. Marsha lenathea, kalo boleh tau artinya apa?" Fadel mencoba untuk mencari topik baru.
"Hmm, kalo Marsha, setahu aku emang dipilih gitu, karena lucu gitu. Dan Lenathea, dari nama oma dari mama sama papa"
"Ooo gitu" ucap Fadel.
"Kalo Kak Fadel, artinya apa?"
Fadel beredehem sejenak, mencoba mengingat sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kamu, dan Kita [END]
ChickLitTentang bagaimana seorang Marsha Lenathea dan Arzhie Adriano Harlan bisa mengubah kata "aku" dan "kamu" didalam kamus hidup mereka menjadi satu kata. Kita.