Selamat pagi, siang, sore, malam, atau kapanpun kalian membaca part ini, dan dimanapun kalian membaca part ini.
Saya hanya ingin mengingatkan. Alangkah baiknya jika kalian meninggalkan jejak disini. Berupa vote dan juga comment.
Okayy, selamat membaca semuanya!
Enjoy
_____________________________________
Tiga bulan berlalu setelah kejadian Zee dan Marsha bertengkar tentang masalah hak keluar itu. Namun, sering kali rencana tak sesuai dengan kenyataan. Zee masih saja mengatur-atur tentang jadwal keluar Marsha.
Dan sekitar tiga bulan ini, Marsha semakin dekat dengan Fadel. Marsha suka sifat Fadel. Fadel bukan seorang yang kasar, juga memiliki selera humor yang baik. Fadel pun memperlakukan Marsha dengan baik, dan juga bertangung jawab dengan setiap janjinya. Beda sekali dengan laki-laki itu, yang hanya bisa membuat janji, dan mengingkarinya.
Pukul tujuh malam, Marsha sudah menyusun rencananya malam ini. Setelah Zee keluar dari rumah, dia akan keluar juga.
Marsha sengaja duduk di ruang tamu, untuk memastikan Zee benar-benar sudah pergi.
Zee keluar dari kamarnya, Zee mengenekan sebuah kemeja putih, dan juga mengenakan celana bahan formal. Dia berjalan melewati ruang tamu sambil membenarkan arlojinya.
Zee menghetikan langkahnya ketika Marsha memanggil namanya.
"Malam ini pulang?" Tanya Marsha.
Zee menggelengkan kepalanya. "Kamu jangan kemana-mana, anteng-anteng di rumah. Jangan aneh-aneh" pesan Zee.
Marsha hanya menatap Zee dengan tatapan malas. Sudah Marsha duga, pesan yang akan Zee berikan padanya.
Setelah Zee keluar dari dalam rumah, Marsha melangkah menuju kaca rumahnya, untuk mengintip, apakah Zee sudah benar-benar pergi.
Yes, Zee sudah benar-benar pergi, saatnya Marsha mengabari Fadel untuk menjemputnya.
Marsha tidak memerlukan waktu yang lama untuk bersiap-siap. Selang tiga puluh lima menit, Marsha sudah siap.
Marsha memilih untuk mengenakam dress hitam selutut untuk malam ini. Fadel bilang dia akan mengajaknya pergi makan malam di sebuah restoran.
Marsha langsung melangkah keluar dari rumah, lalu menghampiri Fadel yang sudah menunggunya di depan rumah.
Ketika Marsha masuk kedalam mobil itu. Fadel langsung terdiam, menatap Marsha.
"Hi!" Sapa Marsha antusias.
"Oh, hai juga. You look so pretty tonight" Fadel sedikit gugup berbicara dengan Marsha.
"Kenapa sih? Kok gugup gitu?" Kekeh Marsha yang gemas melihat laki-laki itu salah tingkah.
Fadel menggaruk tengkuknya yang tidak gatal itu. Lalu tersenyum.
"Ngak tau juga nih, kenapa tiba-tiba gugup gini"
Kedunya terkekeh. Fadel langsung menjalankan mobilnya, sambil berbincang-bincang dengan Marsha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kamu, dan Kita [END]
Literatura FemininaTentang bagaimana seorang Marsha Lenathea dan Arzhie Adriano Harlan bisa mengubah kata "aku" dan "kamu" didalam kamus hidup mereka menjadi satu kata. Kita.