Selamat pagi, siang, sore, malam, atau kapanpun kalian membaca part ini, dan dimanapun kalian membaca part ini.
Saya hanya ingin mengingatkan. Alangkah baiknya jika kalian meninggalkan jejak disini. Berupa vote dan juga comment.
Okayy, selamat membaca semuanya!
Enjoy!
__________________________________________
Zee terbangun tepat saat pukul lima lewat tiga puluh menit pagi hari.
Zee duduk diatas ranjang itu, dan mengumpulkan nyawanya selama kurang lebih lima belas menit lamanya, lalu bangkit dari ranjang, merapikannya, dan berjalan kearah kamar mandi.
Sepuluh menit berlalu, dan Zee sudah selesai dari ritual mandinya. Zee keluar dari kamarnya menuju dapur untuk minum.
Zee mengambil air putih dari dispenser dan meminumnya.
Tiba-tiba Cindy datang menyapanya saat Zee masih berada di dapur.
"Pagi Zee" sapa Cindy dengan senyumannya yang ramah itu.
Zee pun membalas senyuman dan sapaan itu pastinya.
"Pagi juga Tan" sapa Zee balik. Walaupun sapaan itu masih terlihat agak canggung.
Cindy terkekeh melihat Zee.
"Panggilnya bunda aja Zee, biar ngak canggung gitu. Nanti panggil Om Jinan, ayah juga ya" suruh Cindy.
Zee tersenyum canggung. "Hehehe. Iya Bun, siap"
"Nah, pinter" puji Cindy sambil mengacungkan jempolnya.
Zee pun terkekeh pelan melihatnya. Begitu pula dengan Cindy.
Tak lama kemudian, Jinan datang menghampiri Zee dan Cindy yang sedang berada di dapur.
"Waduh, ada apa nih pagi pagi udah pada ketawa?" Tanya Jinan.
"Ini, aku habis ngajarin Zee, aku bilang jangan panggil om sama tante lagi. Aku suruh dia panggil kita, ayah bunda" jelas Cindy.
Jinan melotot mendengarnya, lalu menjentikkan jarinya.
Dan Zee langsung mengalihkan pandangannya kearah Jinan. Jantung Zee berdebar, ada apa gerangan? Kenapa wajah Om Jadi mengerikan?
"Bagus. Aku setuju. Pinter kamu Bun!" Ucap Jinan.
Zee langsung menghembuskan napasnya dengan lega. Dia kira Jinan akan marah pada Cindy, karena Cindy menyuruhnya untuk mengganti panggilan tersebut.
Jinan mematap Zee yang nampak terlihat tegang. "Kenapa Zee?" Tanya Jinan.
Zee menggeleng. "Ngak ada apa apa Yah" jawab Zee.
Jinan mengangguk paham.
"Zee, Bunda boleh minta tolong?" Tanya Cindy.
"Iya Bun, ada apa?" Tanya Zee balik.
"Tolong kamu bangunin Marsha. Trus suruh dia mandi ya" suruh Cindy.
Deg.
Bangunin Marsha? Apakah Zee tidak salah dengar?
Zee diam membatu ditempatnya.
"Kenapa Zee? Kamu keberatan?" Tanya Jinan.
Dengan cepat Zee menggeleng. "Ngak kok Yah. Eee, Zee izin dulu bangunin Marsha ya" ucap Zee.
Jinan dan Cindy mengangguk kompak. Lalu Zee segera pergi ke lantai dua.
Sekarang Zee sudah berada didepan pintu kamar Marsha. Zee langsung mengetuk pintu itu sambil memanggil nama Marsha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kamu, dan Kita [END]
ChickLitTentang bagaimana seorang Marsha Lenathea dan Arzhie Adriano Harlan bisa mengubah kata "aku" dan "kamu" didalam kamus hidup mereka menjadi satu kata. Kita.