Selamat pagi, siang, sore, ataupun malam, kapanpun kalian membacanya.Sebelum kalian baca, vote dulu sabi kali wkwkwk
Jangan lupa komen jugaa.
Udah vote kan?
Okee, selamat membaca <3
____________________________________________
"Sha, misalnya saya punya pacar waktu kita sudah menikah gimana?"
Marsha mengerutkan keningnya.
"Maksud kakak? Aku ngak paham?"
Zee menghela napasnya. "Saya sudah punya tunangan Sha" jelas Zee.
Marsha terkejut mendengarnya. Tapi sebisa mungkin ia menahan ekspresi wajahnya agar tak terlihat kaget.
"Apakah kamu rela kalau saya punya wanita lain selain kamu?"
Marsha tak menjawab itu.
"Marsha. Terus terang saja saya tidak mengharapkan perjodohan ini, sama seperti kamu. Tapi ayah saya bersikeras untuk menjodohkan saya dengan kamu. Wanita asing yang belum pernah saya kenal sebelumnya. Semua itu ayah saya lakukan agar saya tak memiliki hubungan lagi dengan tunangan saya. Entah apa isi kepala ayah saya, sampai dia sebegitu benci dengan tunangan saya. Walau begitu, rasa cinta saya untuk dia tidak akan pernah hilang"
Marsha terdiam.
Begitu pula dengan Zee.
Sejujurnya jauh didalam lubuk hati Zee, ia merasa sangat bersalah. Karena kata-kata yang baru saja ia ucapkan pada Marsha.
Memang tak seharusnya Zee mengatakan hal itu pada Marsha. Tapi, apa boleh buat? Ia tak ingin memberi harapan pada Marsha. Harapan untuk menjadi sosok Ashel didalam hidup Zee.
Tak lama kemudian Zee kembali angkat bicara.
"Kamu pernah jatuh cinta Sha?" Tanya Zee.
Marsha menggeleng.
Zee mengangguk mendengar itu.
"Suatu saat, kamu bakal merasakan itu Sha. Kamu bakal bertemu dengan seseorang, yang bakal membuat kamu benar-benar menjadi rumah buat kamu" kata Zee.
Marsha tetap diam, tak menanggapi omongan Zee barusan.
Zee pun melirik Marsha yang sedang berjalan sambil menatap jalanan di depannya.
"Marsha, saya punya ide, dan saya rasa ini yang akan menguntungkan kita berdua" kata Zee.
Lalu Marsha berhenti berjalan dan menatap Zee.
"Apa itu?" Tanya Marsha.
"Kita akan menikah, tapi kita tidak terikat satu sama lain. Tidak ada larangan diantara kita untuk memiliki pasangan lain diluar pernikahan. Dan saya tidak akan menyentuh kamu. Tapi saya akan selalu memberikan kamu uang jajan bulanan, dan membayar semua kebutuhan kuliah kamu. Lalu setelah kamu selesai dari pendidikan yang kamu tempuh, kita akan bercerai. Bagaimana, deal?"
Zee mengulurkan tangannya pada Marsha. Lalu tanpa ragu Marsha menjawab uluran tangan tersebut.
"Deal!" Jawab Marsha dengan penuh keyakinan.
Jika kalian bertanya-tanya kenapa Marsha setuju dengan ide Zee, disini ada dua alasan utama dari itu.
Yang pertama, untuk apa ia memperjuangkan orang yang sudah memiliki kekasih? Bisa bisa Marsha akan disebut pelakor oleh ibu-ibu komplek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kamu, dan Kita [END]
ChickLitTentang bagaimana seorang Marsha Lenathea dan Arzhie Adriano Harlan bisa mengubah kata "aku" dan "kamu" didalam kamus hidup mereka menjadi satu kata. Kita.