Selamat pagi, siang, sore, malam, atau kapanpun kalian membaca part ini, dan dimanapun kalian membaca part ini.
Saya hanya ingin mengingatkan. Alangkah baiknya jika kalian meninggalkan jejak disini. Berupa vote dan juga comment.
Okayy, selamat membaca semuanya!
Enjoy
______________________________________
Marsha baru saja turun dari mobil Zee, seorang perempuan yang berdiri tak jauh dibelakangnya langsung memanggilnya.
Marsha menoleh kearah perempuan itu, dia berlari kearah Marsha diikuti seorang temannya yang lain.
Sebelumnya kita berkenalan sedikit dulu dengan kedua perempuan ini, yang sudah menjadi teman Marsha sekitar aatu bulan berada di kampus ini.
Yang pertama, Kathrina Irene. Perempuan dengan tinggi 167cm, sekitar dua centi lebih tinggi dari Marsha. Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Dan yang kedua, Indah Lentera Senja. Mungkin kalau kita dengar, namanya sangat amat puitis. Indah pun bilang pada semua orang, ketika ia lahir, ayahnya melihat mentari senja yang sangat amat indah, maka dari itu ayahnya menamainya seperti itu. Terlepas dari benar atau tidaknya cerita Indah.
"Sha! Lo tadi dianter siapa? Kok gue ngak pernah liat lo dianter pake mobil itu?"
Pertanyaan barusan dilontarkan oleh Kathrina Irene. Salah satu fakta unik tapi sering kali menjengkelkan untuk Marsha, mulut Kathrina itu sangat blak blakan, oleh karena itu kalian jangan terkejut dengan kata-kata yang akan keluar dari mulutnya.
"Iya Sha, gue juga ngak pernah liat lo dianter pake mobil tadi. Mana mobilnya bagus banget lagi" timpal Indah.
Marsha berpikir sejenak, dia bingung harus jawab apa untuk pertanyaan barusan.
"Eee.. tadi itu... eee... Om! Om gue yang nganter!" Jawab Marsha.
Nada bicaranya sedikit mencurigakan. Kathrina memicingkan matanya, dia pun tampak ragu dengan jawaban Marsha.
"Yang bener lo, itu bukan pacar lo?" Tanya Kathrina.
"Ngak lah, gue ngak punya pacar" tegas Marsha.
"Tapi gue ngak percaya itu om lo"
"Ih, beneran, itu om gue, namanya Om Ian" jawab Marsha.
Iya, Ian. Arzhie AdrIANo Harlan.
"Udah lah, kok pada ngurusin om nya Marsha sih, udah yok jalan aja, banyak mobil disini" Indah mencoba menghentikan percakapan tidak penting antara Kathrina dan juga Marsha.
Akhirnya mereka pun mulai berjalan menuju kantin kampus yang selalu buka 24 jam.
Zee menghentikan mobilnya sejenak di pinggir jalan. Ia memutuskan untuk membeli bubur ayam di pinggir jalan, dekat dari kampus adik bungsunya. Angelina Christy Harlan.
Zee hanya memesan sebuah seporsi bubur ayam, untuknya sendiri. Sesekali Zee mengecek ponselnya sambil menikmati bubur ayam ini.
Zee tidak terlalu menikmati bubur ini. Bubur ayam ini terasa sedikit pahit, mungkin karena Zee sedang sakit. Dan berita buruk lainnya, kepala Zee sekarang cukup berat, tidak memungkinkannya untuk menyetir lagi hingga sampai ke rumah.
Akhirnya Zee memutuskan untuk pulang ke rumah orang tuanya. Rumah itu tak jauh, haya sekitar lima menit saja dari tempatnya makan saat ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/333194857-288-k899879.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kamu, dan Kita [END]
ChickLitTentang bagaimana seorang Marsha Lenathea dan Arzhie Adriano Harlan bisa mengubah kata "aku" dan "kamu" didalam kamus hidup mereka menjadi satu kata. Kita.