Selamat pagi, siang, sore, malam, atau kapanpun kalian membaca part ini, dan dimanapun kalian membaca part ini.
Saya hanya ingin mengingatkan. Alangkah baiknya jika kalian meninggalkan jejak disini. Berupa vote dan juga comment.
Okayy, selamat membaca semuanya!
Enjoy
______________________________________
Beberapa minggu setelah pertemuan terakhir Ashel dan Zee, mereka tak pernah bertemu lagi. Lebih tepatnya Ashel menghindari untuk bertemu dengan Zee.
Malam ini, setelah seharian bekerja, Zee mengajak Jasson untuk pergi minum sambil mengobrol santai, di sebuah rooftop hotel milik keluarga Zee, seperti biasa.
"Zee udah njing! Lu udah minum 6 gelas tolol!"
"Bacot lo Jes, Gue masih pengen!"
Dengan terpaksa Jasson merebut botol wiski yang ada di tangan Zee., dan membenturkan botol itu ke meja, lalu membiarkan beling pecahan itu diatas meja.
Zee mengambil kerah baju Jasson. Dan mencekamnya.
"Apa apaan sih lo!" Kesal Zee.
"Lo udah mabuk berat Zee, stop lah! Lo mau mancing perang sama Ashel?!"
"Ashel sama gue udah selesai!"
Zee melepaskan cengkamannya tersebut. Tiba-tiba ia menangis.
"Shel, kok kamu ninggalin aku? Kita udah tunangan, tinggal satu langkah lagi, tapi kenapa kamu malah pilih buat" Racau Zee.
Zee melirik kearah pecahan beling tersebut. Entah dari mana datang bisikan setan itu, Zee mengambil pecahan beling tersebut. Lalu menggenggamnya dengan kuat.
Jasson langsung mengambil tangan Zee dan mencoba untuk membuka telapak tangan Zee.
"Zee, lepas goblok! Lo jangan nyakitin diri lo sendiri!"
"Lo diem! Lo ngak rasanya di posisi gue!"
Jasson kesal mendengarnya. Temannya satu ini sudah terlalu mabuk.
Bugh...
Jasson menonjok pipi kanan Zee.
"Bacot lo! Lepasin beling itu tolol! Tangan lo berdarah semua!"
Zee tak mengubris Jasson. Dia hanya meracau sendiri, mengungkapkan rasa sedihnya.
Jasson mendesah kesal. Lalu mengambil ponselnya, menghubungi beberapa anak buahnya untuk membantunya mengurus Zee.
Jasson memutuskan membawa Zee untuk pulang ke rumahnya.
○◇○
Jasson dan Zee sudah tiba di kediaman Zee, sekitar pukul satu dini hari.
Jasson membopong tubuh Zee, karena tidak bisa berjalan dengan benar kedepan pintu rumahnya, lalu mengetuk pintu itu.
"Bi Irma! Halo Bi!" Jasson berteriak, mengetuk pintu, sambil menahan berat badan Zee yang ia bopong.
Lengang selama tiga menit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kamu, dan Kita [END]
Chick-LitTentang bagaimana seorang Marsha Lenathea dan Arzhie Adriano Harlan bisa mengubah kata "aku" dan "kamu" didalam kamus hidup mereka menjadi satu kata. Kita.