Alex dan Aldrian.
Nyaris pukul sepuluh malam ketika Aldrian mendengar ada panggilan dari luar pintu apartemennya.
"Mas, saya antar tamu, sekalian antar paket!" Teriak satpam gedung apartemennya.
"Iya, sebentar, Pak!"
Ketika Aldrian membuka pintu, hanya kaget yang menyelimuti dirinya. Ia mendapati Alex berdiri disitu ditemani oleh salah satu satpam gedungnya.
Ingin rasanya Aldrian mengusir Alex pergi tapi ia tidak enak melakukan itu di hadapan orang lain. Mau tidak mau Aldrian harus menerima Alex sambil mengucapkan terima kasih kepada satpam yang mengantar Alex ke atas.
Ketika satpam pergi, Aldrian kembali mengencangkan raut wajahnya sambil melipat tangan di dada.
"Anda mau apa?" Ucapnya sambil berdiri di bingkai pintu.
"Boleh saya masuk, Aldrian?"
"Saya tanya sekali lagi, anda mau apa?"
"Saya mau bicara empat mata dengan kamu hari ini. Saya janji ini adalah terakhir kalinya kita bertemu sebelum saya memutuskan kembali ke Amerika."
Aldrian memandang sang ayah dari atas ke bawah. Pria itu membalas tatapan Aldrian dengan raut sendu penuh harap.
Akhirnya Aldrian mempersilakan Alex masuk dengan berat hati. Ketika mereka sudah duduk berhadapan di sofa, Aldrian langsung memotong kalimat yang hampir keluar dari bibir Alex.
"Saya cuma punya waktu lima belas menit."
"Sepuluh menit saja cukup."
"Anda mau ngomong apalagi? Saya sudah bilang kalau saya tidak akan pernah setuju Mama rujuk. Saya tidak akan pernah terima."
"Bukan tentang Sarah, ini tentang kamu, dan kita."
Aldrian menegakkan duduknya dan membiarkan pria di hadapannya berbicara panjang lebar.
"Aldrian." Panggil Alex lembut. "Saya tahu saya bukan sosok yang patut kamu maafkan. Kesalahan saya terlalu banyak dan hidup saya sepuluh tahun terakhir ini hanya berisi penyesalan. Karma datang dan saya rasa karma yang saya dapatkan tidak ada apa-apanya dengan apa yang kalian alami selama belasan tahun terakhir."
"Iya, benar. Manda dan saya sudah tidak bersama. Dua anak saya ikut dia. Jadi kamu punya dua saudara tiri, laki-laki dan perempuan. Saya tidak akan meminta kamu untuk mengenal mereka, tidak. Bukan itu. Saya cuma ingin menyampaikan kalau mereka pun tidak salah. Anak-anak saya, mereka hanya sosok yang terluka karena kelalaian kami sebagai orang dewasa, yang tidak mampu mengelola emosi dan kehidupan kami sendiri."
"Saya ingin kembali dengan Sarah bukan karena saya tidak bersama lagi dengan Manda. Awalnya saya pikir ini adalah satu-satunya cara untuk menebus kesalahan saya tapi ternyata semua yang saya pikirkan salah. Benar kata kamu, Al. Kalian berdua sudah jauh lebih bahagia tanpa saya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Stranger [completed]
ФанфикEnam tahun lalu, there's no 'she fell first but he fell harder'. Mungkin dunia Amara dan Aldrian terlalu berbeda sehingga tidak ada alasan untuk mereka hingga bisa saling jatuh cinta. Aldrian Galendra? Sorry, tapi nama itu sekarang udah ga ada di k...