Chapter 17. Secret Admirer

166 24 2
                                    

"Al, lu jangan ngarang dong. Masa kita mau dinner di Akira?" Tanya Amara sambil mengernyitkan dahinya.

"Terus kenapa? Lu nggak ada duitnya?" Balas Aldrian tengil.

Akira Back, restoran bintang 5 dengan michelin star, di bilangan Setiabudi ini memang didapuk sebagai salah satu restoran fine dining dengan fusion food yang sedang menjadi buah bibir bagi pecinta kuliner.

Bukan masalah kocek yang harus disiapkan Amara sekitar satu juta rupiah per orang, tapi tempat itu adalah restoran tempat ia dan mantan kekasihnya Yandra, merayakan anniversary terakhir mereka sebelum berpisah.

Yandra, buku yang kisahnya sudah Amara tutup satu setengan tahun lalu itu, sekarang sudah tertata rapi dalam lemari kehidupannya. Tapi mau bagaimanapun, ingatan terakhirnya yang indah dengan Yandra masih berbekas, terpatri dalam ingatan dan hatinya.

"Gue bayarin sini." Sahut Aldrian lagi sambil mengajak Amara keluar dari kelas magisternya.

Amara menggeleng. "Apa-apaan sih? Bukan masalah duitnya juga."

"Terus?" Tanya Aldrian.

Amara bimbang. Membahas Yandra berarti membahas masa lalunya dengan Aldrian. Ia belum siap menerima ledekan dari pemuda itu. Apalagi mengingat ini adalah kisah cintanya yang kandas satu setengah tahun lalu.

"Yaudah deh. Ayo mau kapan." Jawab Amara pasrah.

Aldrian membuka ponselnya. Mengecek jadwalnya yang juga padat merayap. "Lusa deh."

Amara menggeleng keras, menentang jadwal yang diajukan Aldrian.

"Nggak! Jangan malem minggu. Besok aja pulang kantor."

"Macet loh kalo hari Jumat."

"Kan lu yang nyetir."

Amara salah strategi. Membiarkan Aldrian menyetir berarti memberikan kesempatan kepada pemuda itu untuk mengantarnya pulang. Sudah kepalang, Amara hanya menelan ludahnya.

Aldrian terkekeh sambil memperhatikan gadis di sebelahnya yang mulai melambatkan langkah kakinya.

"Kenapa? Kok panik?" Tanyanya iseng.

"Nggak ada." Balas Amara singkat.

"Besok mau gue jemput ke lantai kantor lu nggak?" Sahut Aldrian dengan seringai jahil.

"Nggak ada ya. Nggak ada jemput-jemput ke kantor gue. Besok janjian di lobby aja."

Aldrian hanya mengangguk sambil tertawa, mengiyakan permintaan Amara yang sudah menekuk mukanya lebih dalam.

***

Amara, gadis dengan dress bertali kecil itu sudah duduk di hadapan Aldrian sambil melepas blazer luarannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Amara, gadis dengan dress bertali kecil itu sudah duduk di hadapan Aldrian sambil melepas blazer luarannya. Tanpa luaran, kulit Amara yang kuning langsat itu terlihat mengkilat terkena pantulan lampu ruangan yang sengaja dibuat temaram.

Stranger [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang