Jam sudah menunjukkan pukul 07.00 pagi, itu tandanya pelajaran hampir di mulai. Kini anak perempuan 12 tahun sudah duduk di bangkunya dengan henset yang menempel di kedua telinganya. Dia adalah murid yang paling rajin dan paling pintar di kelasnya, bahkan dia sering sekali dibujuk agar menjadi ketua kelas, tapi sayangnya dia selalu menolak.
Kini dia melepas henset nya saat guru sudah datang dengan buku-buku yang dia bawa di tangannya. Semuanya langsung diam dan memperhatikan guru mereka, sambil menunggu nama mereka di panggil untuk maju mengambil buku tugas yang sempat di kumpulan Minggu kemarin.
"Lyora Andalyca Putri," panggil guru itu, anak yang di panggil kemudian berdiri dari duduknya dan mengambil buku dengan wajah yang datar. Dia memang seperti itu, dia membenci sekolah, bahkan di sekolah saja dia tidak mempunyai teman.
Dia introvert, dia selalu menutup dirinya, tak ada yang peduli dengannya sejak beberapa tahun yang lalu. Dia masih bersyukur karena masih bisa sekolah dan bisa makan sehari-hari, untung waktu itu dia tak pergi dari rumah. Jika dia melakukan hal itu? bagaimana nasibnya sekarang?
Kini gadis yang sering di panggil Lyora itu sedang menduduki bangku kelas 1 SMP. Dia benci masa pertumbuhan, dia tidak suka dewasa, semakin dewasa semakin ia di kekang oleh kedua orang tuanya. Pelajaran telah di mulai sejak 10 menit yang lalu, 3 jam pelajaran itu sudah cukup membuat nya lelah.
Dia memang pintar, tapi dia sering sekali mengeluh tentang kepintarannya itu. Bel istirahat sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu, Lyora berdiri dan menuju perpustakaan, dimana saat dia di sana hanya ada hening dan alunan lagu yang keluar dari henset kesukaan. Di sana dia membaca novel kesukaan, yang selalu dia bawa kemana-mana, walau dia sudah hampir 10 kali membacanya berulang-ulang, tapi dia tidak bosan sama sekali.
Sebuah notif dari benda pipih yang ada di sebelahnya membuatnya berhenti membaca novelnya, dan mengecek notif apa yang dia dapat. Lyora tidak membalasnya dan tidak juga membuka nya, hanya membacanya dalam hati. Fano, ayahnya yang barusan mengirimkan pesan untuknya.
Dia memberi tau bahwa Thyara, adiknya sedang sakit dan tidak bisa menjemput nya nanti. Jadi dia harus berjalan kaki atau menumpang dengan temannya, teman?bahkan dia tak punya teman sejak SD.
"Rupanya Lo disini," Lyora hanya menatapnya dengan datar, tak peduli tatapan aneh dari orang yang memanggilnya tadi. Amelya Licya Patri, ketua kelas yang selalu mendekatinya sejak satu Minggu yang lalu. Lyora risih jika ada orang yang selalu mendekatinya hanya karena kasihan dengannya.
"Nih minum buat Lo, minum ya. Gue balik dulu." ucapnya singkat dengan memberikan sekotak teh kesukaan nya. Lyora memandang teh itu lamat-lamat, tak ambil pusing lagi dia mengambil teh itu dan meminumnya. Dia membuka Rom chat dan mengirimkan pesan kepada orang yang tadi memberikan sekotak teh kesukaan.
Lia:
Thanks, lain kalau gk usah, gue gak butuh di kasihani/
/Aduh gengsinya, subhanallah><
(Read)Lyora memutuskan untuk kembali ke kelas dan, dia bisa mendapati hanya ada dirinya di kelas. Semuanya sedang ada di kantin sekolah, padahal kurang 5 menit lagi bel masuk akan berbunyi.
Setelah setengah hari dia belajar kini dia pulang, tapi dia menunggu sekolah sepi, agar saat pulang nanti tak ada yang melihatnya dan tidak ada yang menawarinya tumpangan. Tapi sialnya Amelya menunggunya di gerbang.
“Sialan!”
Batin Lyora, dia jengkel dengan ketua kelas nya itu. Kenapa selalu membututinya? apa istimewanya dirinya? Amelya yang melihat Lyora berjalan keluar dengan henset yang menempel di kedua telinganya, langsung menghampirinya dan menggandeng tangan Lyora.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lyora Dan Kehidupannya•END✓
Teen FictionSEBELUM BACA ATAU SESUDAH BACA DI UTAMAKAN VOTE DULU, ATAU GK FOLLOW DULU BARU BACA, OKE? THANKS FROM AUTHOR. "Yah tapi itu punya ku, kenapa di ambil?" sebal anak perempuan dengan rambut yang di kuncir dua, Lyora Andalyca Putri. "Kamu harus berbagi...