Setelah tadi siang Seana, Queen, dan Amelya ke aprtementnya kini Lyora dan Raden sedang menuju rumah Fano dan Luna. Entah apa yang terjadi dengan dirinya hingga ingin pergi kerumah ayah nya. Tak lama setelah itu mereka pun sampai.
"AYAH! IBU! I'M COMING!" teriak Lyora, dan saat itu Luna dengan cepat menyambut Lyora dan Raden dengan hangat.
"Hemm, dimana adik kesayangan ku?" Tanya Lyora ketika dia tak melihat keberadaan Thyara disana. Fano baru saja selesai mandi, sejak kejadian itu Luna dan Fano sudah berjanji akan menganggap dan menghargai Lyora.
"Kau mencariku?" Itu suara Thyara, dia baru saja selesai mandi. Bisa di lihat dari rambutnya yang masih basah. Lyora langsung berlari dan memeluk adiknya itu.
"Eleh bocah gerang tukang kangennan." Lyora terkekeh saja.
"Lyora jangan dibiasakan lari itu tidak bagus buat kesehatan kamu." Peringat Raden, Lyora hanya mengangguk dan menyengir.
"Lyora sudah makan?" Tanya Luna, Lyora mengangguk.
"Kenapa tidak mengabari dulu?" Tanya Luna.
"Sengaja heheh, lagian aku bosen di apartment. Papi sama yang lain selalu saja cerewet, aku gk boleh itu lah ini lah semuanya gk boleh." Adu Lyora kepada Fano dan Luna, Fano dan Luna tertawa mendengar itu.
"Ya lagian Lo juga kenapa gk tinggal disini aja, gue juga udah pindah kamar."ucap Thyara yang duduk di sebelah Luna.
"Hmm gk boleh sama papi, tapi kalau bisa besok pas pulang dari sekolah aku mau main disini boleh kan?"
"Boleh."
Drtt...Drtt...Drtt...
Reyga kampret!
Calling you..."Apa?"
“kamu lagi sama Raden?”
"Iya kenapa?"
“kenapa kamu Deket-deket dia Mulu sih?”
"Emang gk boleh, suka-suka aku dong."
“ya tapi kamu kan pac—”
Tut...
"Gk penting amat." Gumam Lyora sambil mematikan handphone nya.
"Siapa?" Tanya Fano.
"Pacar aku yah." Fano terkejut ketika putri sulungnya sudah punya pacar.
"Loh udah punya pacar? Terus ini siapa?" Tanya Fano sambil menunjuk kearah Raden.
"Itu calon suami yah, aku pacaran sama orang tadi itu karena terpaksa." Jawab Lyora sambil tersenyum.
"Kok bisa terpaksa? Gimana ceritanya?" Tanya Thyara sambil membawakan beberapa cemilan untuk Raden dan Lyora. Raden sendiri dari tadi hanya diam saja.
Lyora mulai menceritakan nya dari awal hingga akhir. Fano dan Luna sendiri terkejut dengan cerita Lyora tadi.
"Tapi kayaknya dia bukan orang baik deh, dari cerita kamu aja udah kelihatan." Ucap Luna, Lyora hanya mengangguk dan memakan cemilan yang disediakan oleh Thyara dan Luna tadi.
"Jangan banyak-banyak nanti gigi kamu sakit." Wajar jika Raden bilang seperti ini, ya gimana gk? Dia hampir memakan semua permen yang ada di dalam mangkuk besar itu.
"Kata siapa? Gigi aku bagus kok, kamu tuh paling yang sakit gigi."
"Saya gk pernah ya sakit gigi selama hidup."
"Boong, nanti aku tanya sama Dokter Violet. Kalau bohong nanti kamu traktir aku bakso ya." Percayalah hati Fano dan Luna sedikit tergores, ternyata anaknya itu sebenarnya masih kecil tapi dia didewasakan oleh keadaan. Luna sendiri tak tahu jika Lyora akan semanja dan sehangat itu. Thyara sendiri tersenyum kearah kakak nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lyora Dan Kehidupannya•END✓
Teen FictionSEBELUM BACA ATAU SESUDAH BACA DI UTAMAKAN VOTE DULU, ATAU GK FOLLOW DULU BARU BACA, OKE? THANKS FROM AUTHOR. "Yah tapi itu punya ku, kenapa di ambil?" sebal anak perempuan dengan rambut yang di kuncir dua, Lyora Andalyca Putri. "Kamu harus berbagi...