Sudah sekitar 4 hari Lyora di Jakarta, dia juga baru ini bisa menepati janjinya dengan Aurel. Lyora dan Sastra kini sedang berjalan-jalan dengan Aurel di Timezone. Sudah banyak sekali orang yang mengatakan bahwa mereka sangat serasi.
"Kak mau esklim." Ucap Aurel yang berada di gendongan Sastra.
"Ya udah ayo beli, mau beli berapa?" Tanya Lyora. Aurel menunjukkan 2 jarinya.
"Jangan banyak-banyak nanti sakit." Ucap Sastra.
"Ih ndakpapa kan bisa di obati."
"Satu aja ya Aurel, besok kalau udah gede beli 2 atau 5 gapapa." Aurel pun mengangguk saja dan mereka segera pergi ke toko eskrim. Aurel dan Lyora duduk di kursi panjang yang ada di sana menunggu Sastra kembali sambil membawakan eskrim.
"Kak temalin Papi Tama Mami belantem tau, ulel Atut." Lyora yang mendengar itu pun heran.
"Berantem? Kenapa?" Heran Lyora, bukan heran dia bingung.
"Ndak tau ulel waktu itu Agi mam di luang keluarga Tama bibi. Tiba-tiba ulel dengel cuara Papi Tama Mami teliak, bibi ajak atu keluar Dali lumah."
"Mungkin Mami sama Papi lagi bercanda, Aurel tangan takut ya? Ada kakak disini, nanti nginep rumah kakak ya?" Lyora yang merasa ada yang tidak beres pun mengajak Aurel menginap.
"Otey." Lyora mencubit pipi Aurel gemas. Tak lama pun Sastra datang dengan 3 eskrim di tangannya, Lyora tersenyum.
"Bisa mam sendiri?" Tanya Sastra, Aurel mengangguk. Lyora tersenyum melihat Aurel yang senang, dia melirik Sastra. Sastra pun yang kebetulan sedang melihat istrinya itu pun bertanya ada apa, tapi Lyora menggeleng.
"El udah selesai mam eskrim nya?" Tanya Sastra.
"Udah."
"Mau pulang?" Aurel mengangguk. Lyora pun segera menggendong Aurel menuju parkiran.
"Biar aku aja sini yang gendong." Ucap Sastra, Lyora segera memberikan Aurel kepada Sastra. Tak lama Aurel tidur, Lyora mengelus-elus Aurel.
"Nanti malam aja deh ngomong nya." batin Lyora. Lyora tak lupa menghubungi Bryan dan Citra kalau Aurel menginap di rumahnya semalam ini.
Saat sudah di dalam mobil Aurel ada di pangkuan Lyora. Sastra yang khwatir Aurel akan kedinginan pun mengambilkan selimut yang ada di jok belakang dan menyelimuti nya.
"Sayang banget kamu kayak nya sama dia, udah kayak anak sendiri." Lyora terkekeh dan menepuk-nepuk punggung Aurel dengan pelan-pelan. Lyora juga merasa mengantuk karena seharian mereka bermain permainan.
"Kamu kalau ngantuk tidur aja nanti pas udah sampai aku bangunin."
"Beneran ya." Sastra mengangguk, dia bisa mengerti. 10 menit berlalu mereka kini sudah sampai di rumah mewah Sastra.
"Bi bawa Aurel ke kamar saya ya, biar Lyora saya yang gendong gk tega lihatnya."
"Cie pak bos ngambil kesemp-"
"Diam atau gaji kamu saya potong." Bibi tadi segera pergi dari garasi dan membawa Aurel ke kamar yang sudah di perintahkan.
"Gemes banget kalau lihat kamu lagi tidur, makin cantik aja." Monolog Sastra sambil terkekeh, dia menggendong Lyora sampai di kamarnya. Menidurkan di sebelah Aurel yang masih terlelap dalam mimpinya.
"Kamu pasti capek banget ya? Sampai gk sadar." Ucap Sastra sambil tersenyum.
"Mimpi indah Putri cantik."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lyora Dan Kehidupannya•END✓
Teen FictionSEBELUM BACA ATAU SESUDAH BACA DI UTAMAKAN VOTE DULU, ATAU GK FOLLOW DULU BARU BACA, OKE? THANKS FROM AUTHOR. "Yah tapi itu punya ku, kenapa di ambil?" sebal anak perempuan dengan rambut yang di kuncir dua, Lyora Andalyca Putri. "Kamu harus berbagi...