Bagi Lyora dunia adalah neraka. Dimana semua penderitaan dan kesakitan yang dia rasakan terjadi.
Kini semua inti STAR GENG ada di makam bersama dengan Raden dan seluruh keluarga Lyora. Kinaya menangis tanpa henti dan Fano pun sama.
Thyara menangis di pelukan Lyora, entahlah setelah mendengar kabar bahwa kakeknya tidak ada, air matanya tidak bisa keluar. Dia hanya memandang batu nisan yang bertuliskan nama kakeknya.
"Ge, menurut Lo kematian kakeknya Lyora wajar gk sih? Gk gitu, perasaan kemarin gue gk sengaja ketemu sama dia dan dia baik-baik tapi kenapa sore kemarin dia udah gk ada." Ucap Gilang kepada Geano. Geano hanya mengangguk saja.
Hari sudah semakin sore dan semua anggota keluarga Lyora kembali kerumah Luke dan kinaya. Fano dan Luna memutuskan untuk tinggal disana dan menyerahkan rumah mereka untuk Thyara. Itu pun sudah di setujui oleh Lyora.
Lyora, Raden, Gilang dan yang lain sedang berada di suatu tempat, yang tak lain dan tak bukan adalah apartment milik Lyora. Lyora masih diam tak bergumam sedikit pun, untung saja dia sudah diperbolehkan pulang jadi bebas.
"Ra kakek Lo punya pen—"
"Dibunuh," jawab Lyora cepat. Raden dan yang lain kaget.
"Tau dari mana?"— tanya Fasa.
"Gini-gini anak buah gue banyak yang Intel jadi gue tau semua, bahkan gue tau tanggal lahir dan semua masa lalu lo semua." Jawab Lyora.
"Berarti Lo tau dong siapa yang ngebunuh kakek Lo?" Tanya Bagas yang baru saja masuk dengan dua kantong plastik yang berisi minuman dan cemilan. Lyora berdiri, berjalan kerah jendela yang melihatkan kota Jakarta. Dia menghembuskan nafas nya panjang, dan itu bisa di dengar semua orang yang ada di ruangan itu.
"Reyga,"
"WTF!" teriak semua orang yang ada disana, kecuali Raden dan Geano.
"Gue gk tau lagi jalan pikiran tuh orang, setelah ngehamilin anak di bawah umur sekarang dia bunuh kakek gue." Ucap Lyora.
"Lo ada masalah gk sama dia?" Tanya Bean. Lyora berjalan kearah sofa dan menceritakan semuanya yang terjadi. Gilang bisa memaklumi jika Reyga tak terima jika harga dirinya diinjak-injak begitu saja.
"So? Lo mau balas dendam kedia?" Tanya Bagas. Lyora mengangguk dan tersenyum miring.
"Let's play the game."
****
Disebuah ruangan tertutup dan kedap suara, seorang remaja laki-laki dan seorang pria paru baya sedang duduk dengan sambil berkutat pada laptop nya dan beberapa berkas.
"Pa, aku gk mau ya terlibat hal ini, Lyora juga sudah memperingati ku agar tak ikut campur dalam urusan ini." Ucap remaja laki-laki itu. Pria paru baya yang mendengar itu tertawa dan menggeleng mendengar ucapan dari anak semata wayangnya.
"Tentu, kita tidak akan terlibat didalam urusan ini. Papa sudah tau semua tentang Lyora, so kamu jangan khwatir. Mungkin Lyora akan melakukan apa yang seharusnya kita lakukan kepada Reyga." Jawab pria paru baya itu, remaja laki-laki itu pun tertawa dan membayangkan apa yang akan dilakukan Lyora nanti.
"Jika dia mati syukur saja, karena papa juga sudah muak dengannya." Ucap pria paru baya itu.
"Baiklah jika begitu, aku pamit, ada janji dengan kekasih ku."
"Setelah lulus nanti kau harus menikahinya."
"Dia ingin ketika sudah mendapatkan gelar sarjana pa, aku pun sama."
"Baiklah baiklah, papa mu ini mengerti."
****
Lyora sekarang sedang berada di makam dimana Kenanza berada. Dia memandang nisan itu dan jepit rambut itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lyora Dan Kehidupannya•END✓
Teen FictionSEBELUM BACA ATAU SESUDAH BACA DI UTAMAKAN VOTE DULU, ATAU GK FOLLOW DULU BARU BACA, OKE? THANKS FROM AUTHOR. "Yah tapi itu punya ku, kenapa di ambil?" sebal anak perempuan dengan rambut yang di kuncir dua, Lyora Andalyca Putri. "Kamu harus berbagi...