16.Pembalasan [✓]

102 6 1
                                    

Hening, kantin yang awalnya ramai tadi sekarang menjadi hening ketika seseorang mengucapkan sesuatu.

"Lh Lo siapa lagi?" tanya Lyora, baru saja awal masuk sekolah tapi dia dan sahabatnya sudah terlibat masalah. Apa jadinya jika mereka bertahan disana sampai lulus, aaa iya mereka kan hanya beberapa bulan saja. Sebentar lagi juga akan lulus jadi tenang saja.

"Kamu gk perlu tau siapa saya, tapi saya akan menjaga kamu dari orang ini." jawab orang tadi sambil menunjuk kearah segerombolan orang yang menggangu nya tadi pagi.

"Oh gue tau, Lo yang di tugasin sama om Bryan kan buat jaga gue?"

"Sok tau."

"Cih, ya sudah urus saja urusan kalian semua jangan ganggu gue. Udah laper nih gue." ucap Lyora sambil duduk di kursinya lagi. Ketiga sahabatnya pun sama halnya. Kenapa Lyora sekarang jadi bar-bar seperti ini? pikir Amelya. Dia sendiri heran dengan sahabatnya itu, pusing sekali memikirkan dirinya itu. ketujuh orang tadi duduk bergabung dengan Lyora, dimana orang yang dia jatuhkan tadi pagi berada di samping nya.

"Mau apa Lo? bakso gue? nih ambil tapi pergi dari sini, risih gue lihat muka Lo." Queen menginjak kaki Lyora, Lyora mendelik. Queen memberi isyarat agar tak mencari keributan lagi.

Remaja laki-laki tadi hanya memandang datar Lyora, tak jauh dari itu remaja laki-laki itu mendekat kearah Lyora.

"Om jangan om, gue masih pengen perawan."

Tak!

"SAKIT BEGO!"

"Lo bakal jadi milik gue, Lyora Andalcya Putri." remaja laki-laki itu langsung pergi meninggalkan kantin. Sedangkan orang yang menolong nya tadi, bukan sih bukan menolong hanya memperingati saja kini masih duduk di samping Seana dan kini dia beranjak dan duduk di sebelah Lyora.

"WOI GUE BUKAN BARANG YA JANGAN ASAL MILIKIN GUE!" Teriak Lyora dan Seana langsung membungkam mulut Lyora dengan tisu yang dia bawa tadi. Dia sudah lelah melihat perubahan sifat Lyora sejak kemarin. Jika di SMAN 1 Nusa Bangsa Lyora seperti Badas maka di sekolah ini dia menjadi gadis yang bar-bar dan tak tau malu.

"Ikut saya sebentar." Remaja laki-laki itu menarik tangan Lyora agar mengikuti nya.

"Heh bakso gue gimana? gue belum makan, kalau gue mati gim-"

"Nanti saya traktir."

"Oke, gess kalian makan aja dulu nanti kalau pas jam olahraga gue belum balik bilang aja gue lagi ganti ya.Makasih lopyu sekobon."

"Dasar Lyora."

Kini Lyora sedang duduk berdua di Rooftop sekolah, Lyora sendiri heran dengan orang yang ada di hadapannya itu. Dia siapa? Bryan tak memberitahu apapun tenang sekolah dan orang-orang yang ada di sekolah itu. Tapi percayalah Lyora sangat kagum dengan wajah laki-laki yang ada di depannya itu, bagaimana tidak? Wajahnya putih, bersih dan jangan lupa penampilan yang sangat rapi.

"Jadi pacar gue mau?" tanya Lyora. Lyora langsung menampar mulutnya dan menyengir kuda ketika anak itu melihat nya.

"Raden Manuel Blanco, ketua OSIS disini, panggil aja Raden." Ucapnya memperkenalkan dirinya.

"Lyora Andalcya Putri, panggil aja Lyora panggil sayang juga boleh."

"Lyora geblek."  batin Lyora.

"Bercanda, maaf gue sering banyak bercanda di ajarin sama Queen soalnya." Laki-laki bertag name Raden tadi hanya terkekeh kecil, tak lama pesanan mereka datang. Lyora langsung berbinar dan ingin langsung memakannya.

"Berdoa dulu." Lyora menatap Raden, kata-kata itu sama persis dengan kata-kata Luna saat dulu dia masih kecil. Memori masa lalu itu terputar kembali dan kedua mata Lyora sudah meneteskan air mata nya tanpa sengaja, Raden yang merasa bersalah pun akhirnya menyadarkan Lyora dari lamunannya.

Lyora Dan Kehidupannya•END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang