Lyora sedang berguling-guling di kasur sejak dia pulang tadi. Bryan tidak mengerti apa yang terjadi, tapi saat Lyora sampai di apartment, Lyora menangis tanpa henti. Bryan tidak tau harus apa, bahkan Bryan sudah membuat kan susu coklat kesukaan Lyora tapi Lyora malah membuangnya.
"Huaa papa, om Bastara." Panggil Lyora, dan untung saja Bryan langsung memanggil Alaska dan Bastara saat Lyora sedang rewel sejak tadi. Tak lama pintu kamar Lyora terbuka menampilkan Alaska, Bastara dan Bryan. Lyora langsung memeluk Alaska begitu erat.
"Cupcup, udah jangan nangis papa disini. Ada apa hmm? Sini cerita sama papa." Lyora semakin menangis dan semakin memeluk Alaska. Alaska memandang Bryan meminta penjelasan tentang apa yang terjadi dengan Lyora.
"Dia tadi habis pulang dari sekolah tiba-tiba menangis, dan berguling-guling di kamarnya. Saya juga sudah membuatkan susu coklat kesukaan nya tapi Lyora tetap tidak mau berhenti menangis." Alaska mengelus punggung Lyora agar Lyora tenang dan diam. Bastara mengambil alih Alaska.
Dan sekarang Lyora berada di pangkuan Bastara. Bahkan mata Lyora sudah sangat merah.
"Ayo main sama Ciko, om tadi bawa mereka kesini. Ayo main sama mereka."
"Huaaa, ndk mau."
"Terus kamu kenapa? hmm ngomong dong sama papa, sama om juga, jangan nangis terus." Lyora menatap Bryan dan Alaska yang sedang menatapnya, menunggu jawaban dari dirinya.
"Ta-tadi di sekolah, huaaa."
"Cupcup kenapa? Ada yang jahatin kamu di sekolah? Atau apa?" Lyora semakin menangis ketika mengingat saat di sekolah. Bryan keluar dari kamar Lyora dan menelfon salah satu sahabat Lyora.
"Hallo saya Bryan, apa betul ini nomernya Amelya?"
“aaa iya ada apa?”
"Ini saya mau tanya tadi Lyora di sekolah apa di jahili atau di buly sama seseorang? Kok ini Lyora pulang-pulang langsung masuk kamar dan nangis gk mau berhenti."
“oh dia menangis? Om, tadi di sekolah kelas kita lagi jamkos dan satu kelas memutuskan untuk menonton Drakor dan Drakor itu sad end, tapi Lyora tadi tidak menangis kenapa sekarang menangis?”
"Oh begitu rupanya, entahlah Lyora itu memang seperti itu. Kalau begitu Terimakasih ya."
“sama sama om.”
"Dasar Lyora." Bryan masuk ke kamar Lyora dan anak itu sudah tidur sambil memeluk boneka beruang coklat kesukaan nya. Bryan mengisyaratkan Alaska dan Bastara untuk ikut dengannya sebentar.
"Dia nangis gara-gara nobar Drakor di sekolah."
"Hah? yang benar saja? Dasar anak itu, ya sudah biarkan saja. Kalau begitu bagaimana perkembangan Lyora?" Tanya Bastara.
"Kemarin dia memukuli Thyara di gudang tua di tengah hutan, ya tidak apa Thyara juga sudah keluar dari rumah sakit." Jawab Bryan santai. Mereka bertiga kini sedang di lift menuju ruang makan.
"Saya harap Lyora tidak melakukan ini berlebihan." Ucap Alaska sambil menatap keluar jendela. Bastara tau apa yang dipikirkan oleh Alaska.
"Jika kita bisa meyakinkan nya mungkin bisa, tapi kalian sendiri tau bagaimana keras kepala nya Lyora." Ucap Bryan sambil meminum kopi.
"Semoga saja hal yang tidak kita harapkan tidak akan terjadi."
****
"Gue cabut." Ucap Reyga berdiri dan sudah bersiap mengendarai motor sport miliknya.
"Mau kemana?" Tanya Nergas heran.
"Kepo Amat." Reyga langsung meninggalkan rumah minimalis yang bertuliskan STAR GENG di atasnya. Reyga melaju dengan kecepatan tinggi. Entah mau kemana dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lyora Dan Kehidupannya•END✓
Teen FictionSEBELUM BACA ATAU SESUDAH BACA DI UTAMAKAN VOTE DULU, ATAU GK FOLLOW DULU BARU BACA, OKE? THANKS FROM AUTHOR. "Yah tapi itu punya ku, kenapa di ambil?" sebal anak perempuan dengan rambut yang di kuncir dua, Lyora Andalyca Putri. "Kamu harus berbagi...