Lyora sekarang sedang duduk di UKS dengan Amelya yang masih mengompres pipinya yang masih merah itu. Sungguh saat tadi dia di tampar, ingin sekali menampar balik tapi dia ingat ucapan Bryan beberapa saat yang lalu.
"Jadi bokap Lo punya adik, dan adik itu tidak pernah di anggap oleh keluarga Lo. Dan sekarang dia meninggal?" Lyora mengangguk, dia menceritakan semuanya kepada Seana, Queen dan Amelya. Seharusnya ia tak menceritakan hal ini kepada mereka ber-3 tapi karena paksaan Amelya mau tidak mau dia harus menceritakan semuanya.
"Jadi CEO muda dong Lo?" tanya Queen dan di angguki oleh Lyora. Ketiganya menatap Lyora dengan senyum misterius.
"Mau apa Lo semua? gk ada ya traktir-traktiran, Lo semua juga punya black card gue tau." ke tiganya langsung murung ketika mendengar jawaban Lyora. Ya walau begitu tapi Lyora tetap yang paling kaya di antara ketiganya. Perusahaan di luar negri, hotel, rumah sakit, apartment dimana mana, black card 10, mobil keluaran terbaru. Bisa di bayangkan bagaimana masa depan Lyora sangat terjamin.
“tunggu saja pembalasan ku.”
****
Mobil Lamborghini warna hitam legam kini berhenti di sebuah gedung apartment yang mewah. Remaja berusia 18 Tahun kini keluar dari mobil Lamborghini itu dengan penampilan yang tomboy. Para penjaga yang berbaris di depan gedung itu menyambut nya dengan baik dan juga para pelayan disana menyambut nya dengan hangat.
"Nona pakaian yang Anda butuhkan untuk nanti malam sudah datang, saya taruh di kamar anda." ucap salah satu pelayan itu. Lyora mengangguk, benar saat ia meminta Bryan untuk mengurus kepulangan. Anak buah Bryan malah membelikan segedung apartment mewah, saat mengetahui hal itu Lyora sedikit tidak setuju tapi itu juga sudah perintah dari Rachel saat belum meninggal dulu.
"Bagaimana sekolah pertama nona?"
"Sungguh membosankan, aku tak habis pikir dengan anak itu. Semakin dewasa semakin berani kepada ku, tadi saja dia menamparku tapi tenang saja aku sudah mempermalukan nya di depan warga sekolah." pelayan itu pun mengangguk dan sedikit terkekeh, kini dia sedang makan diruang makan yang sangat mewah. Tak lupa dengan semua anak buah yang di tugaskan untuk menjaganya. Walau pun Lyora sedikit berbeda tapi hatinya masih baik.
Kalau biasanya bos tidak akan makan bersama dengan anak buahnya, kini Lyora malah sebaliknya. Memang aneh tapi ini lah Lyora.
"Jika sudah bertemu dengan kakek jangan berubah, ingat apa yang di lakukan oleh nya kepada orang yang sudah menolong nona." Lyora meletakkan garpu dan sendok nya dan menatap Bryan.
"Tak akan ku lupakan hal itu. Eh om baju lotso ku kemana kok gk ada kemarin di lemari?" para penjaga yang asik sedang makan pun terkekeh, ia sudah tau jika akan begini. Sikap manja Lyora kembali lagi jika sudah bersama Bryan.
"Beli lagi kan bisa."
"Ih gk mau, maunya itu." Bryan menatap Lyora, yang di tatap sudah ingin menangis. Bryan jadi tidak enak dengan Lyora.
"Ya udah nanti om cariin, cepat ganti baju dan mandi."
"Otey." jawab Lyora sambil tersenyum imut dan itu membuat semua orang Yang dan di ruangan itu gemas sendiri. Gedung itu berlantai 16, dan kamar Lyora ada di tengah. Awalnya Lyora ingin sekali kamarnya yang berada di paling atas tapi Bryan menyuruhnya agar di tengah saja.
Kini Lyora sedang mandi di kamar mandi yang luasnya hampir mirip dengan kolam renang. Bryan yang mendengar suara Lyora dari kamar mandi pun menggelengkan kepalanya, sadari dulu Lyora memang anak yang ceroboh dan suka sekali random. Dikamar mandi saja membawa mic untuk menyanyi, dasar Lyora.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lyora Dan Kehidupannya•END✓
Teen FictionSEBELUM BACA ATAU SESUDAH BACA DI UTAMAKAN VOTE DULU, ATAU GK FOLLOW DULU BARU BACA, OKE? THANKS FROM AUTHOR. "Yah tapi itu punya ku, kenapa di ambil?" sebal anak perempuan dengan rambut yang di kuncir dua, Lyora Andalyca Putri. "Kamu harus berbagi...