Lyora, Sastra dan Nia sudah berada di bandara. Lyora meminta Nia agar mempercepat keberangkatannya, dia juga sudah membayar beberapa dedektif untuk menyelidiki keluarga Raden. Dan soal itu Sastra tidak mengetahuinya. Saat kejadian dimana Sastra menemukan fotonya dan Raden di ruang kerjanya, Sastra menjadi pendiam dan sedikit aneh.
"Kita kenapa seminggu tinggal di Prancis? Ada hal yang kamu sembunyi in dari aku ya?" Tanya Sastra, Lyora menatap Sastra tanpa ekspresi.
"Gk ada." Jawab Lyora singkat. Nia hanya diam saja, dia sebenarnya kasihan dengan Sastra. Tapi dia juga kasihan dengan Lyora. Ketiganya kini sudah naik ke pesawat, Lyora dan Nia sibuk dengan kerjanya. Hal itu membuat Sastra bosan sendiri, Sastra menyenderkan kepalanya di bahu Lyora. Lyora tau kalau suaminya itu bosan dan Lyora segera mengakhiri percakapan nya dengan Nia.
"Kamu kenapa sih sibuk banget sama kerjaan kamu? Aku berasa kayak gk ada artinya kalau kamu kayak gini." Ucap Sastra, Lyora tersenyum dan mengelus Surai Sastra.
"Maaf ya udah buat kamu bosen, habis pulang dari Prancis aku janji bakal cuti deh."
"Beneran ya?" Lyora berdehem. Kalau seperti ini yang menjadi suami adalah Lyora dan Sastra sebagai istri. Jika biasanya istri yang selalu manja ini malah kebalikannya. Nia sendiri sampai heran.
Bisa di maklumi jika Lyora sangat sibuk dengan pekerjaannya, karena setelah lulus dari sekolah menengah atas Lyora menjadi gila dengan pekerjaannya. Hal itu karena dirinya selalu memikirkan Raden dan saat dimana dia hampir kehilangan nyawanya Seana menyuruhnya untuk membuka lembaran baru.
Dan setelah kejadian itu, Lyora menjadi semakin gila kerja. Terkadang dia tidak tidur sampai pagi, dan terkadang juga tidak tidur selama 2 hari. Alhasil itu membuat tubuh Lyora semakin kurus, Nia juga sudah memperingati agar tak serius dengan pekerjaan kantor tapi Lyora tetap nekat.
Setelah perjalanan yang cukup lama kini ketiganya sudah sampai di apartment. Lyora akan tinggal bersama dengan Sastra dan Nia sendiri. Sebenarnya tidak apa-apa tinggal ber 3 karena Nia tidak enak ya sudah dia memesan satu kamar apartemnt lagi.
"Sayang aku laper, ayo makan." Ajak Sastra dan di angguki oleh Lyora.
"Foto dulu ayo." Ajak Lyora, Sastra pun segera mendekat.
"Mau kirim ke siapa?" Tanya Sastra.
"Papa, Papi, om Bastara sama ayah." Sastra mengangguk, Lyora segera menggandeng lengan Sastra.
"Ganteng deh suamiku kalau kayak gini." Sastra terkekeh pelan. Saat sudah sampai di restoran Lyora segera memesan makanan. Sastra memperhatikan Lyora yang dari tadi sibuk dengan ponselnya, Sastra berdehem pelan.
"Ehemm."
"Kenapa?" Tanya Lyora kemudian menaruh penselnya di meja.
"Kamu sih main hp mulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lyora Dan Kehidupannya•END✓
Teen FictionSEBELUM BACA ATAU SESUDAH BACA DI UTAMAKAN VOTE DULU, ATAU GK FOLLOW DULU BARU BACA, OKE? THANKS FROM AUTHOR. "Yah tapi itu punya ku, kenapa di ambil?" sebal anak perempuan dengan rambut yang di kuncir dua, Lyora Andalyca Putri. "Kamu harus berbagi...